Kenikmatan Ewe Guruku yang Menjanda
10 mins read

Kenikmatan Ewe Guruku yang Menjanda

Gairah Dewasa – Namaku Abdul, Kelas 12 di sekolah negeri di daerah ku. aku cukup terkenal di sekolahku, mungkin karena aku bandel dan sering berganti-ganti cewek. Banyak teman sekolahku yang pernah aku tiduri. Mereka tergila-gila setelah menikmati kontolku yang luar biasa dan tahan lama kalau bersetubuh.

Sore itu, setelah semua pelajaran selesai aku bergegas pulang kerumah. Semua buku-buku sudah kumasukkan kedalam tas. Kustart sepeda motorku menuju jalan raya.

Baca Juga : Sekretarisku Gila Ewe Membuatku Puas

Tapi di tengah perjalanan aku baru ingat, pulpenku tertinggal di dalam kelas. Dengan tergesa-gesa aku balik lagi ke sekolahku. Setelah mengambil kembali pulpenku, aku berjalan lagi menuju parkir sepeda motorku. Untuk mencapai tempat parkir, aku harus melewati ruangan guru.

Ketika melewati ruangan guru-guru, aku mendengan suara mendesah-desah disertai rintihan-rintihan kecil. Aku penasaran dengan suara-suara itu. Aku mendekati pintu ruangan, suara-suara itu semakin keras. Aku semakin penasaran dibuatnya.

Kubuka pintu ruangan, dengan berjalan mengendap-endap, aku mencari tahu darimana datangnya suara-suara itu. Begitu mendekati ruangan Bu Reni, aku terkejut. Disana kulihat Bu Reni, guru bahasa Inggrisku yang telah setahun menjanda, sedang bercumbu dengan Pak Doni, guru olahragaku, dalam posisi berdiri.

Bibir mereka saling kecup. Lidah mereka saling sedot. Tangan Pak Doni meremas-remas pantat Bu Reni yang padat, sedangkan tangan Bu Reni melingkar dipinggang Pak Doni. Mereka yang sedang asik tak tahu akan kehadiranku. Aku mendekati arah mereka. Aku membungkukkan badan dan bersembunyi dibalik meja, mengintip mereka dari jarak yang sangat dekat.

Mereka menyudahi bercumbu, kemudian Pak Doni duduk dipinggir meja, kakinya menjuntai kelantai. Bu Reni berdiri didepannya. Bu Reni mendekati Pak Doni, dengan buasnya dia menarik celana panjang Pak Doni. Tak ketinggalan celana dalam Pak Doni juga diembatnya. Hingga Pak Doni setengah telanjang.

Bu Reni menguru-urut kontol Pak Doni. Kontolnya yang tidak begitu besar, sedikit demi sedikit menegang. Bu Reni membungkukkan tubuhnya, hingga wajahnya pas diatas selangkangan Pak Doni. Kontol Pak Doni diciuminya.

“Isep.. sayang.. isep.. kontolku” suruh Pak Doni.

Bu Reni tersenyum mengangguk. Dia mulai menjilati kepala kontol Pak Doni. Terus turun kearah pangkalnya. Bu Reni sangat pintar memainkan lidahnya dikontol Pak Doni.

“Oohh.. enakk.. sayang.., truss.., truss”.

Pak Doni mengerang ketika Bu Reni mengulum kontolnya. Seluruh batang kontol Pak Doni masuk kemulutnya. Kontol Pak Doni maju mundur didalam mulut Bu Reni. Tangan Bu Reni mengurut-urut buah pelirnya. Pak Doni merasakan nikmat yang luar biasa. Matanya merem melek. Pantatnya diangkat-angkat.

Aku sangat terangsang melihat pemandangan itu. Kuraba-raba kontolku yang menegang. Kubuka retsleting celanaku. Kukocok-kocok kontolku dengan tanganku. Birahiku memuncak. Ingin rasanya aku bergabung dengan mereka, tapi keinginan itu kutahan, menunggu saat yang tepat.

Lima belas menit berlalu, Pak Doni menarik dan menjambak kepala Bu Reni.

“Akhh.., akuu.. mauu.., ke.. keluar sayang” Pak Doni menjerit histeris.

“Keluarin aja sayang, aku ingin meminumnya” sahut Bu Reni.

Bu Reni tak mempedulikannya. Semakin cepat dikulumnya kontol Pak Doni dan tangan kanannya mengocok-ngocok pangkal kontol Pak Doni seirama kocokan mulutnya. Kontol Pak Doni berkedut-kedut, otot-ototnya menegang.

Dan crott! crott! crott! Pak Doni menumpahkan spermanya didalam mulut Bu Reni. Bu Reni meminum cairan sperma itu. Kontol Pak Doni terus dijilatinya, hingga seluruh sisa-sisa sperma Pak Doni bersih. Kontol Pak Doni kemudian mengecil didalam mulutnya.

Pak Doni yang sudah mencapai orgasme kemudian turun dari meja.

“Kamu puas sayang dengan serviceku” tanya Bu Reni.

“Puas sekali, kamu pitar sayang” puji Pak Doni sambil tersenyum.

“Gantian sayang, sekarang giliranmu memberiku kepuasan” pinta Bu Reni.

Bu Reni melepaskan gaunnya, juga pakaian atasnya, hingga dia telanjang bulat. Astaga ternyata Bu Reni tak memakai apa-apa dibalik gaunnya. Aku dapat melihat dengan jelas lekuk tubuh mulusnya, putih bersih, ramping dan sexy dengan buah dada yang besar dan padat, juga bentuk memeknya yang indah dihiasi bulu-bulu yang dicukur tipis dan rapi.

Bu Reni kemudian naik keatas meja, kakinya diselonjorkan kelantai. Pak Doni mendekatinya. Memek Bu Reni diusap-usp dengan tangannya. Jari-jarinya dimasukkan, mencucuk-cucuk memek Bu Reni. Bu Reni menjerit nikmat.

“Isep sayang, isep memekku sayang” pinta Bu Reni menghiba.

Pak Doni menurunkan wajahnya mendekati selangkangan Bu Reni. Lidahnya dijulurkan kememek Bu Reni. Disibaknya bibir memek Bu Reni dengan lidahnya. Pak Doni mulai menjilati memek Bu Reni.

“Oohh.. truss.. sayang.., jilatin terus.., akhh” Bu Reni mendesah.

Pak Doni dengan lihainya memainkan lidahnya dibibir memek Bu Reni. Dihisapnya memek Bu Reni dari bagian luar kedalam. Memek Bu Reni yang merah dan basah dicucuk-cucuknya. Kelentitnya disedot-sedot dengan mulutnya.

“Oohh.., enakk.., truss.., truss.., sayang” jerit Bu Reni.

Hampir seluruh bagian memek Bu Reni dijilati Pak Doni. Tanpa sejengkalpun dilewatinya.

“Akkhh.., akuu.. mauu.. ke.. keluar.. sayang” erang Bu Reni.

Memeknya berkedut-kedut. Otot-otot memeknya menegang. Dijambaknya rambut Pak Doni, dibenamkannya keselangkangannya.

“A.. akuu.., keluarr.., sayang” Bu Reni menjerit histeris ketika mencapai orgasme. Memeknya sangat basah oleh cairan spermanya. Pak Doni menjilati memeknya hingga bersih.

“Kamu puas Sis?” tanya Pak Doni pendek.

“Belum! Entot aku sayang, aku ingin merasakan kontolmu” pinta Bu Reni.

“Maaf Sis! Aku tak bisa, aku harus pulang”.

“Nanti istriku curiga, aku pulang sore” sahut Pak Doni menolak.

“Kamu pengecut Doni! Dikasih enak aja takut!” kata Bu Reni jengkel.

Matanya meredup, memohon pada Pak Doni. Pak Doni tak mempedulikannya. Dia mengenakan celananya, kemudian berlalu meninggalkan Bu Reni yang menatapnya sambil memohon. Ini kesempatanku! Pikirku dalam hati. Nafsu birahiku yang sudah memuncak melihat mereka saling isap, ingin disalurkan.

Setelah Pak Doni berlalu, kudekati Bu Reni yang masih rebahan diatas meja. Kakinya menggantung ditepi meja. Dengan hati-hati aku berjalan mendekat. Kulepaskan baju seragamku, juga celanaku hingga aku telanjang bulat. Kontolku yang sudah menegang, mengacung dengan bebasnya.

Sampai didepan selangkangan Bu Reni, tanganku meraba-raba paha mulusnya. Rabaanku terus keatas kebibir memeknya. Dia melenguh. Kusibakkan bibir memeknya dengan tanganku. Kuusap-usap bulu memeknya. Kudekatkan mulutku keselangkangannya. Kujilati bibir memeknya dengan lidahku.

“Si.. siapa.., kamu” bentak Bu Reni ketika tahu memeknya kujilati.

“Tenang Bu! Saya Abdul murid Ibu! Saya Ingin memberi Ibu kepuasan seperti Pak Doni” sahutku penuh nafsu.

Bu Reni tidak menyahut. Merasa mendapat angin segar. Aku semakin berani saja. Nafsu birahi Bu Reni yang belum tuntas oleh Pak Doni membuatnya menerima kehadiaranku. Aku melanjutkan aktivitasku menjilati memek Bu Reni. Lubang memeknya kucucuk dengan lidahku. Kelentitnya kusedot-sedot.

“Oohh.., truss.. Dul.., truss.. isep.. sayang” pintanya memohon.

Hampir setiap jengkal dari memek Bu Reni kujilati. Bu Reni mengerang menahan nafsu birahinya. Kedua kakinya terangkat tinggi, menjepit kepalaku. Lima belas menit berlalu aku menyudahi aktivitasku. Aku naik keatas meja. Aku berlutu diatas tubuhnya. Kontolku kuarahkan kemulutnya. Kepalanya tengadah. Mulut terbuka menyambut kehadiran kontolku yang tegang penuh.

“Wow! Gede sekali kontolmu!” katanya sedikit terkejut.

“Isep Bu! Isep kontolku!” pintaku.

Bu Reni mulai menjilati kepala kontolku, terus kepangkalnya. Pintar sekali dia memainkan lidahnya.

“Truss.. Buu.. teruss.., isepp” aku mengerang merasakan nikmat.

Bu Reni menghisap-isap kontolku. Kontolku keluar masuk didalam mulutnya yang penuh sesak.

“Akuu.. tak.., tahann.., sayang! Entot aku sayang” pintanya.

“Ya.., ya.. Buu” sahutku.

Aku turun dari meja, berdiri diantara kedua pahanya. Kugenggam kontolku, mendekati lubang memeknya. Bu Reni melebarkan kedua pahanya, menyambut kontolku. Sedikit demi sedikit kontolku memasuki lubang memeknya. Semakin lama semakin dalam.

Hingga seluruhnya amblas dan terbenam. Memeknya penuh sesak oleh kontolku. Aku mulai mengerakkan pantatku maju mundur.

Klecot!Klecot! Suara kontolku ketika beradu dengan memeknya.

“Ooh.., nik.. matt.., sayang.., truss” Bu Reni mendesah.

Kuangkat kedua kakinya kebahuku. Aku dapat melihat dengan jelas kontolku yang bergerak-gerak maju mundur.

“Ooh.., Buu.., enakk.. banget.., memekmu.., hangat” desahku.

Sekitar tiga puluh menit aku menggenjotnya, kurasakan memeknya berkedut-kedut, otot-ototnya menegang.

“Akuu.., tak.. tahan.., Dul, aku.. mau.. keluarr” jeritnya.

“Tahan.. Buu.., aku.. masih tegang” sahutku.

Dia bangun duduk dimeja memegang pinggangku erat-erat, mencakar punggungku.

“Akkhh.., akuu.. keluar” Bu Reni menjerit histeris.

Nafasnya memburu. Dan kurasakan memeknya sangat basah, Bu Reni mencapai orgasmenya. Ibu guruku yang sudah berumur 37 tahun menggelepar merasakan nikmatnya kusetubuhi. Aku yang masih belum keluar, tak mau rugi. Kucabut kontolku yang masih tegang. Kuarahkan kelubang anusnya. Kedua pahanya kupegang erat.

“Ja,.jangan.., Dul” teriaknya ketika kepala kontolku menyentuh lubang anusnya.

Aku tak memperdulikannya. Kudorong pantatku hingga setengah batang kontolku masuk kelubang anusnya yang sempit.

“Aow! Sakitt.. cabutt.., Dul.., aku.. sakitt.. jangan” teriaknya keras.

Kusodok terus hingga seluruh batang kontolku amblas. Kemudian dengan perlahan tapi pasti kugerakkan pantatku maju mundur. Teriakan Bu Reni mengendor. Berganti dengan desahan-desahan dan rintihan kecil. Bu Reni sudah bisa menikmati sentuhan kontolku dianusnya.

“Jadi dicabut ngga Bu” candaku.

“Jangan sayang, enak banget” katanya sambil tersenyum.

Kusodok terus lubang anusnya, semakin lama semakin cepat. Bu Reni menjerit-jerit. Kata-kata kotor keluar dari mulutnya. Aku semakin mempercepat sodokanku ketika kurasakan akan mencapai orgasme.

“Buu.., akuu.. mauu.. ke.. keluarr” aku melolong panjang.

“Akhh.. akuu juga sayang” sahutnya.

Crott! Crott! Crott! Aku menumpahkan sperma yang sangat banyak dilubang anusnya. Kutarik kontolku. Kuminta dia turun dari meja untuk menjilati kontolku. Bu Reni menurutinya.

Dia turun dari meja dan berlutut dihadapanku. Kontolku dikulumnya. Sisa-sisa spermaku dijilatinya sampai bersih.

“Kamu hebat Dul, aku puas sekali” pujinya.

“Aku juga Bu” sahutku.

“Baru kali ini memekku dimasuki kontol yang sangat besar” katanya.

“Ibu mau khan terus menikmatinya” kataku.

“Tentu sayang” jawabnya sambil berdiri dan mengecup bibirku.

Kami beristirahat sehabis merengkuh kenikmatan. Kenikmatan selanjutnya kudapatkan dirumahnya. Bu Reni, guruku ternyata hiperseks. Dia kuat sekali ngentot.

Satu malam bisa sampai empat kali karena dia hiperseks. Selanjutnya Bu Reni menjadi salah satu koleksi cewek-cewek hiperseks yang pernah kutiduri. Kapanpun aku mau, dia tak pernah menolaknya. Dan yang paling dia sukai adalah disodomi. Dia yang seorang hiperseks juga menyukai pesta seks.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *