Cerita Sedarah Dengan Adekku
Cerita Sedarah – Salam kenal nama gue Candra, usia gue 24 tahun, dengan tinggi badan 170cm dan berat badan 58kg, ukuran penis gue 18cm dengan diameter 4,4cm. Gue anak pertama dari 5 saudara. Usia adik-adik gue tidak terlalu jauh, adik pertama gue Suci (22 tahun), adik kedua gue bernama Jindan (19 tahun), adik ketiga gue Restu (17 tahun) dan adik terakhir gue bernama Serli (15 tahun). Gue mau berbagi pengalaman nyata dengan para pembaca yang gue hormati. Kisah ini menceritakan percintaan sedarah dengan adik gue, Suci. Kejadian ini sudah lebih dari 5 tahun lalu, ketika gue masih duduk dibangku kuliah.

Suci saat itu masih duduk di bangku sekolah (SMU). Suci terbilang cukup populer di lingkungannya, entah di sekolahnya, di tempat lesnya maupun di lingkungan rumahnya. Wajah Suci bisa dikatakan cukup cantik namun Suci memiliki postur tubuh yang sangat seksi, dengan tinggi 165cm dan berat 54kg membuat tubuh Suci terlihat sintal. Dadanya berukuran 36C atau mungkin 36D, karena tangan gue tidak cukup besar untuk menggenggamnya. Lingkar pinggangnya pun sangat ramping seperti body gitar, dan yang membuat gue tidak pernah bosen melihatnya adalah bokongnya.
Baca Juga : Ngewe Dengan Penjual Nasi
Bokongnya yang gempal, berisi, seksi, bulat dan membentuk itu membuat gue tidak pernah bosen menikmatinya. Kami tinggal di lingkungan yang cukup sederhana, dengan perekonomian yang juga cukup sederhana. Bokap & Nyokap gue kerja membuka usaha di daerah Jakbar. Setiap hari Serli & Restu selepas sekolah, mereka ikut dengan bokap & nyokap untuk membantu mereka disana, sedangkan gw & Suci diminta jaga rumah. Jindan ikut dengan pamannya ke Tj Pinang dan masuk ke asrama disana. Saat itu, hari Kamis siang tepatnya hujan turun dengan derasnya dan gue hendak pulang dari kampus, memaksa gue harus berteduh.
Sudah 2 jam berlalu gue berteduh namun hujan tak kunjung reda,membuat jalan tergenang air sedalam mata kaki. Mungkin gue sudah terlalu lama berteduh dan tak kunjung sampai dirumah, Suci menelepon.
Suci : “Kakak dimana? udah jam 4,dirumah banjir cepetan pulang kak, Suci takut sendirian..”
Gue : “Hah banjir? terus barang-barang dirumah gimana? Kakak masih neduh, kakak hajar aja deh..sabar ya Sar!”
Suci : “barang-barang udah Suci pindahin sebagian, cepetan ya kak”
Setelah mendengar kabar bahwa dirumah kebanjiran gue langsung terobos hujan yang masih deras itu. “baru kali ini rumah kebanjiran”, gumam gue dalam hati.
Seiring perjalanan kerumah hujan mereda, 30 menit perjalanan melawan hawa dingin diatas motor gue. Akhirnya tiba di depan rumah, melihat keadaan teras rumah yang kotor penuh dengan sampah-sampah, beruntung banjir sudah surut. Gue langsung bergegas masuk ke dalam rumah ingin melihat keadaan di dalam seperti apa. Melihat barang-barang ditumpuk, sebagian barang elektronik mungkin sudah rusak karena terendam banjir tadi. Pekerjaan rapih-rapih pun gue pending sampai bokap dan yang lainnya tiba dirumah. Biasanya bokap dan yang lainnya selepas bekerja sampai dirumah pukul 9 atau pukul 10 malam.
Gue langsung masuk ke kamar gue di lantai 2, saat menuju ke kamar, gue mampir sebentar ke kamar Suci, mau lihat keadaan adik gue. Begitu gue buka pintu kamarnya, gue lihat Suci tertidur, ”mungkin kecapean”, pikir gue. Saat gue baru mau tutup pintu dan bergegas menuju kamar gue,tanpa sengaja gue lihat belahan “2 gunung” yang besar. Entah setan apa yang menghampiri gue saat itu, gue tergoda melihat dari dekat lagi, lama-lama penis gue mengeras. Gue iseng mencoba membelai “gundukan” itu, dengan halus ku belai sampai akhirnya gue mencoba meremasnya, tapi Suci tetap tidak terbangun dari tidurnya, ”bener-bener kecapean nih anak”, pikir gue. Suara desahan halus yang terdengar pelan dari mulutnya, ”mmm”.
Membuat gue hampir hilang konsentrasi agar tidak gegabah yang bisa membuat Suci terbangun. “Permainan” gue berhenti, ketika Suci merubah posisi tidurnya. dalam hati hanya bisa berkata, ”siaaaal lagi enak-enaknya, malah berubah posisi.. ya wislah gue mandi aja”. Ketika hendak meninggalkan kamar Suci, tanpa sengaja gue lihat lempengan CD atau mungkin itu DVD di dalam tasnya yang terbuka yang ditaruhnya di samping pintu. Begitu gue ambil lempengan CD itu, ternyata itu CD porno, entah bagaimana Suci bisa mendapatkan barang seperti ini. Akhirnya gue bangunkan Suci.
Gue : “Sar, bangun kakak mau ngomong”. (sambil ku tepuk-tepuk lengannya).
Setelah berkali-kali gue tepuk masih juga tidak terbangun, sampai akhirnya gue cipratin air ke matanya, barulah Suci terbangun.
Suci : “aduuuuhh..siapa sih nih reseh banget ah!!”.
Gue : “ini kakak”.
Suci : “kenapa sih kak?! Suci cape tau! jam berapa sekarang”. (sambil mengucek-ucek matanya)
Gue : “udah jam 5, ini CD apa Sar?”. Suci terkejut dengan matanya melotot melihat gue memegang kepingan CD tersebut, dia bangun dari tidurnya dan lari menghampiri gue untuk mengambil CD itu, tapi gue menghindar.
Gue : “jawab ini punya siapa? dari siapa kamu dapet CD ini?”.
Suci : “itu bukan punya Suci kak!”.
Gue : “kalo bukan punya kamu, kenapa ada di dalam tas kamu?!” (dengan nada mengretak)
Suci : “itu punya pacar Suci! kakak, balikin donk, aku baru mau tanya ke dia kenapa dia nyimpen film kaya gini!”. (Suci berusaha mengambil CD tersebut)
Gue : “punya pacar kamu?! tapi kamu sempet nonton ini juga kan?!”.
Suci : “….” Tiba-tiba Suci terdiam,dia tidak lagi mencoba mengambil CD ini.
Suci : “Maafin Suci kak. Suci cuma mau tau film apa itu, jadi Suci coba tonton itu di laptop..”. (sambil mengulurkan tangannya,mengemis untuk CD tersebut )
Gue : “bagus gak filmnya?!”. Kesempatan ini tidak gue sia-siakan. Gue lempar CD itu ke kasur di belakang Suci berdiri. Saat itu Suci mengenakan baju kaos biasa yang “ngepress body” dan celana hot pants. Begitu Suci mengambil CD yang gue lempar tadi dengan cepat gue peluk Suci dari belakang. Sontak Suci kaget dan berontak.
Suci : “kak Candra,apa-apaan sih ini?”. Gue bisa merasakan detak jantung Suci saat itu,berdetak cepat.
Gue : (sambil berbisik ditelinganya) “kamu udah diapain aja sama pacar kamu itu?!”.
Suci : “apaan sih kakak!! aku ga pernah ngapa-ngapain”. (sambil meronta,berusaha lepas dari pelukan gue).
Karena Suci tak kunjung berkata jujur, tangan yang awalnya ini hanya memeluk pinggangnya, namun tangan kanan gue meluncur ke dadanya, gue remas sampai gue pilin putingnya yang masih tertutup baju dan bra-nya.
Suci : “kakak! sakit kak..uuuhh..bener kak, aku ga pernah macem-macem dengan dion”. (Dion adalah nama pacar Suci saat itu)
Gue : “masih aja bohong,kakak tadi lihat ada bekas cupang di dada kamu!”
Suci : “cupang apa sih kak! lepasin Suci kak!! kakak kenapa sih, Suci kan adik kandung kakak…”
Suci tetap meronta namun rontaannya semakin berkurang,mungkin karena kelelahan, sedangkan gue harus menunda rencana mandi karena kehujanan tadi.
Gue : “ohh ga tau cupang itu apa,ya?! ini apa??” (gue buka baju bagian depannya) Terlihat begitu indah dadanya, begitu putih dan mulus. Dan ada bekas cupang di dada sebelah kirinya, Suci hanya bisa membisu ketika gue bertanya tentang itu.
Gue : “kakak memang kakak kamu, kamu adalah adik kakak yang paling kakak sayang. kamu cantik, seksi dan cerdas. tapi kamu ga bisa bohongin kakak”. (tangan kiri gue pun menjamah bagian belakang tubuhnya)
Gue : “pantat kamu padet dan seksi,ga mungkin terbentuk dengan sendirinya kan?”. (sambil kuremas pantatnya yang semok itu)
Suci : “ini bukan dicupang Dion kak….”.
Gue : “lalu siapa? nakal ya ternyata kamu ini”
Suci : “i..ni….ini…dicupang ama temen sekolah Suci…”.
Gue : “temen??? ada hubungan dan urusan apa sampe temen kamu bisa nyupang kamu?”. (makin penasaran gue)
Suci : “Suci minjem duit ama temen Suci itu, Suci janji balikin duitnya bulan depan, tapi udah 2 bulan Suci belum dapet duitnya…”. (wajahnya hanya bisa menunduk ketika menjawab pertanyaan dari gue)
Gue : “emangnya minjem berapa? terus buat apa?”.
Suci : “400 ribu, buat tambahan beli handphone baru, tapi Suci takut kalo minta duit ama papa…”.
Gue : “terus kamu di apain aja? kenapa ga minta pinjem ama kakak aja?”. (semakin gemas gue mencengkram salah satu buah dadanya)
Suci : “emangnya kak Candra punya uang sebanyak itu? buah dada Suci dipegang-pegang, lalu diremas-remas, terus…..uuugghhhh..” (tangan kiri gue mulai memasuki celana hot pantsnya dan menggesekan jari tengah gue di selangkangannya) Mata Suci saat gue lihat ketika gue meraba bagian sensitifnya yang masih terbungkus oleh celana dalamnya, seperti menikmatinya. Rontaannya pun mulai melemah sampai ketika Suci mengenggam keras tangan kanan gue yang masih meremas dadanya dengan kencang dan kurasakan basah dari selangkangannya.
Suci ejakulasi dan makin terangsang sampai mengeluarkan suara erangan yang membuat gue semakin khilaf dengan siapa gue sekarang ini.
Gue : “terus apa?hah? ayo jujur…!”. (sambil gue ciumin pipinya)
Suci : “terus…mereka juga menjilati vagina Suci..sssshhhhh…aaahhh”. Desahan Suci semakin “panas”. Matanya pun berubah menjadi tatapan penuh nafsu.
Gue : “cuma dijilatin? hah? yakiin? ga di giniin?”. (gue mencoba masukin jari tengah gue keliang kenikmatannya)
Suci : “Aaaaaahhh….. mmmm…!!! enggak kak, mereka cuma jilatin a…a..jaa,perih kak”.
Gue : “kakak pinjemin kamu uang untuk bayar utang kamu sama temen kamu, tapi jangan pernah lagi mau disentuh-sentuh oleh dia lagi!! ngerti!?”. Terdengar suara becek dari balik celana dalamnya,namun tidak ada sikap penolakan dari Suci, sepertinya Suci menikmatinya. Penis gue pun semakin menegang di dalam keadaan yang menegangkan.
Suci : “iii….yaaa…kaa..k, tapi aku balikinnya kapan kak? (mata yang terlihat hanya putihnya saja,semakin yakin gue,kalau Suci sedang horny)
Gue : “ga usah diganti,tapi kakak boleh kan pinjem kamu? enak kan Sar?”.
Suci : “Mmmm….sssssssshhhh…aaaahhh..i….yyyaaa enaaakk, tapi sakiiit kak”.
(dengan sendirinya pinggul Suci bergerak maju-mundur mencari penis gue) Di tengah cuaca dingin selepas dari hujan lebat, ditambah dengan tubuh kian memanas. Gue mulai melepaskan pakaian gue satu persatu.
Suci : “sssshhh…. kak, jangan kak, Suci takut…uuugghh..”.
Gue : “takut kenapa?”. Gue mulai pelorotin celana hot pantsnya, kini yang terlihat hanya celana dalam warna hitamnya dan masih mengenakan baju ketatnya. Begitu putih dan mulus paha Suci, membuat jantung gue makin berdebar.
Suci : “takut ketauan orang kak..uuughh”.
Gue : “orang rumah baru pulang nanti malam. Kakak tau kamu menikmatinya kan..”
Suci : “tapi sakit kak…”.
Gue : “sakit? kalo sakit kenapa pemain-pemain porno selalu buat film”. Suci terdiam sejenak.
Suci : “tapi kitakan sodara sedarah kak..ssssshhh”. Gue dorong tubuh Suci hingga posisinya menungging dan gue mulai menjilati liang kenikmatannya.
Gue : “terus kenapa kalo sodara sedarah? kalo enak ga kenal itu sodara atau bukan,selama ini jadi rahasia kita berdua”. Suci pun pasrah setelah kata-kata gue tadi. Lidah gue pun mulai “menari” di vaginanya. Tidak sulit mempraktekan adegan dalam video porno.
Suci : “oooouuuhhh….ssssshhh…geli kak…aaaaahhh…..enak banget kak…”.
Keluarlah cairan dengan derasnya dari vaginanya, membasahin wajah gue. Selanjutnya gue menjulurkan penis gue ke depan mulut Suci.
Gue : “isep Sar, kaya di film yang pernah kamu tonton itu”. Suci sempat diam dan terlihat ragu, mungkin karena ukurannya. Namun gue tarik paksa kepalanya ke penis gue,hingga akhirnya penis gue pun masuk ke dalam mulutnya.
Gue : “uuuggghhh…sshhh…mantap Sar sedotan kamu”. setelah 5 menit kita melakukan foreplay, mulailah kita dibagian “menu utamanya”. Gue rebahkan tubuh Suci agar menghadap gue. Dan gue mulai memainkan penis gue dimulut vaginanya, yang cukup basah. Gue mulai dorong pelan-pelan.
Desahan pun makin keras.
Suci : “aaaarrrggghhhh….sakit kak”. kedua tangan Suci seakan menahan perut gue untuk terus maju, menusuk kedalamnya.
Suci : “punya kak Candra kegedean, vagina Suci ga muat…ssshhhh, jangan dipaksa kak, sakit banget vagina Suci”. Gue tidak menghiraukan keluhannya, gue terus tancap penis gue ke vaginanya yang masih rapat itu. “gila keras banget nih lobang, ga bisa masuk-masuk penis gue”, gumam gue dalam hati. sudah 5 menit lebih pertahanan Suci masih saja belum mampu gue jebol, bagian penis yang baru masuk baru kepalanya saja padahal vaginanya sudah basah, sembari penis gue mencoba menjebol pertahanan Suci.
Gue bermain dengan buah dadanya untuk mengurangi konsentrasi atau ketegangan pertahanan Suci.
Suci : “uuughhhh…aaaaahhh….hihihi..geli kak jangan jilatin telinga Suci dong, curang”. segala cara gue coba untuk menjebol pertahanan terakhir Suci, akhirnya setelah 10 menit pertahanan Suci jebol juga. disitu gue lihat cukup banyak darah perawan yang keluar, Suci pun mengerang.
Suci : “Aah….sshh….mm…”. Suci menutup matanya , ketika gue menusuknya, sejenak membuka matanya dan mengerutkan dahinya ketika gue menariknya. Begitu sempit dan hangat, masih perlahan gue memompanya, setelah Suci mulai merasa tenang,gue mulai menambahkan kecepatan pompa gue.
Suci : “uuuuuhhh…oooooohhhhh….. ssssssshhhh….aaaaaah hh….terus kak,terus kak, sodok lebih dalem lagi kak”. Dengan sendirinya Suci bergerak, kakinya melintang di pinggang gue, dia mengoyangkannya sendiri. Gue tindih tubuhnya hingga kami berpelukan, sambil gue cium bibirnya untuk mengurangi suara desahan agar tidak terdengar oleh orang diluar ataupun oleh tetangga. Penis gue masih belum bisa masuk seluruhnya ke dalam vagina Suci, sampai akhirnya gue paksa menusuknya lebih dalam lagi, Sucipun mengerang, penis gue pun merasa dijepit, pinggulnyapun mengangkat dan Suci memeluk erat tubuh gue,
Dan gue merasakan ada yang mengalir di penis sampai paha bagian dalam gue, ternyata Suci “keluar” lagi. Tanpa pedulikan himpitan vaginanya gue terus memompanya, sampai benar-benar penis gue tersedot dan akhirnya gue “keluar” di dalam vagina adik gue sendiri, Suci. Setelah bermain kurang lebih 20 menit plus 15 menit foreplay & usaha menjebol pertahanan Suci, membuat gue merebahkan tubuh gue disamping Suci, dan Suci pun memeluk gue dengan wajah puas penuh dengan nikmat. Gue : “Maafin kakak ya, kakak khilaf…”. (gue kecup kening adik gue) Suci : “iya gapapa kakak, terima kasih ya kak…udah mau bantuin aku lunasin utang aku, kakak boleh pinjem Suci.
kapanpun kok…”. (hangat rasanya pelukan Suci) Gue : “serius?!…”. Setelah mendengar kata-kata itu, gue langsung berdiri dan siap bercinta lagi dengannya. Kami pun bercinta sampai orang rumah pulang kerumah namun masih dallam berantakan akibat banjir. Selama kami menunggu orang rumah pulang, kami bercinta di dapur, kamar mandi, meja makan & ruang tamu. Benar-benar terpuaskan hari itu. Dan kami masih sering melakukannya sampai sekarang. bahkan kami pernah bercinta bertiga dengan Adik kedua gue, Jindan setelah dia pulang dari asramanya di Tj Pinang selama 3 tahun. Kejadian threesome itupun tidak disengaja, karena ketahuan oleh Jindan saat kami bercinta.
One thought on “Cerita Sedarah Dengan Adekku”