Gairah Ngewe Dengan Sepupuku
14 mins read

Gairah Ngewe Dengan Sepupuku

Gairah Dewasa – Pada pagi yang indah dan cerah itu, aku sedang lewat depan kamar Merry adik sepupuku. Merry adik sepupu tepatnya Anak dari tanteku, kira-kira sudah ikut denganku sejak 1 tahun yanh lalu. Dia bekerja sebagai Teller Bank BUMN di jakarta. Ketika itu kulihat pintu kamar Merry sedikit terbuka, ketika itu tiba-tiba timbul keinginan di benakku untuk mengintip Merry. Dari sela pintu itu kulihat Merry masih tertidur pulas.

Gairah Ngewe Dengan Sepupuku

Merry yang masih tertidur pulas saat itu hanya mengenakan daster tidur yang berbahan tipis dan sexy. Sungguh benar-benar cantik sekali dia, batinku sembari menatap wajahnya yang putih bersih. Pelan-pelan, aku Masuk ke dalam kamar sambil melangkah sangat pelan, dan sebelumnya sepatuku telah kubuka terlebih dahulu agar tidak terdengar suara langkah kakiku karena sepatu.

Setelah masuk didlam kamar Merry, kupandangi wajah cantik dan juga seluruh tubuhnya yang saat itu tertidur dengan posisi terlentang. Saat aku sedang asik meandanginya tiba-tiba Merry menggeliat kesamping kiri, kaki kanannya agak menekuk hingga celana dalamnya terlihat jelas olehku. Dengan seksama sambil menahan nafas ku pandangi seluruh sudut celana dalam Merry.

Garis Vaginanya membayang jelas dibalik celana dalam yang tipis itu, biraku tiba-tiba memanas. Secara pelan tapi pasti Penisku-pun mulai tegang tegak berdiri, hingga celana kerja ku terasa sesak. Ditambah lagi aku melihat, dari pinggiran celana dalam Merry, saat itu kuperhatikan rambut kemaluanyanya sedikit keluar dari celana dalamnya yang mini dan tipis itu.

Entah setan apa yag merasukiku, dengan spontan secara perlahan aku meraba pahanya yang mulus sekali. Ditengah asiknya aku yang sedang meraba pahanya, tiba-tiba Merry terbangun, dan dia kaget melihat aku berada dikamarya,

Baca Juga Cerita Lainnya : Hubungan Sedarah Aku dan Adikku

“Hah, Abang lagi ngapain dikamar Merry? ” tanyanya bingung.
Lalu dengan sedikit gugup aku menarik tanganku dari paha Merry,“ Eeee…

Abang, Cuma mau ngebangunin …kamu kog Nggun, ntar kamu kesiangan ketempat kerja ”, Kataku gugup.

“Oh begitu ya Bang… makasih ya Bang udah bangunin Merry”, ucap Merry sembari duduk dipinggiran tempat tidur.
“Iya Merry, yaudah buruan bangun terus berangkat kerja gih !!”, kataku sembari keluar dari kamar Merry dengan jantung masih berdetak cepat.

Setelah keluar dari kamar Merry, aku menuju ruang makan lalu aku menyeduh secangkir kopi. Saat itu pikiranku masih melayang karena membayangkan hal yang kulakukan pada Merry tadi. Ditengah fantasiku yang sedang asik, tiba-tiba,

“Bang… kog Abang senyum-senyum sendiri sih”, tanya Merry dengan tiba-tiba dan melintas didepanku.
“Ah… nggak papa kog Merr”, jawab singkatku pada Merry.
“Kirain kenpa bang, hhe… Oh iya Abang mau aku masakin buat sarapan nggak ??? tanya Merry padaku.
“Nggak usah Merr, Abang soalnya sebentar lagi berangkat kerja Merr”, kataku sembari melirik Merry yang sedang membuat jus jambu kesukaannya.
“Oh gitu ya Bang, yaudah deh”, jawabnya singkat. SeLalu gelas nya diletakkan diseberang posisiku duduk.

Lalu ia bergegas kekamar mandi. Seketika timbul fikiran kotor diotakku, didalam bungkus sampoerna aku masih kusimpan 1 butir inex sisa semalam. Inex itu aku remas sampai hancur lalu kumasukan ke dalam Jus Merry tadi, setelah itu aku aduk sampai larut didalam jus itu. Setelah itu aku berjinjit ke dalam gudang di samping kamar mandi.

Didalam ruang gelap dan berdebu itu terdapat lubang yang cukup untuk aku mengintip Merry yang sedang mandi. Dari sela-sela lubang kulihat Merry tengah membasahi tubuhnya, posisinya membelakangi lubang intipku, jadi aku hanya melihat punggung dan bongkahan montok pantatnya. Mataku tak berkedip saat tubuh putih nan montok itu menghadap lubang intipku.

Sembari mengintip Merry, aku menahan nafasku yang mulai memburu, lalu Penisku mulai ku pegang dan kukocok. Kulihat Vaginanya yang ditumbuhi dengan bulu halus yang lebat namun rapih. Dalam batinku berkata apapun caranya aku harus bisa menikmati Vagina Merry ini. Tak terasa Merry aku mengintip Merry sudah setengah jam.

Sementara itu aku hanya puas secara mata saja tanpa bisa menyentuhnya. Setelah itu Merry-pun selesai mandi, dan mulai mengambil handuknya. Sementara Merry mengeringkan tubuhnya dengan handuk, aku segera bergegas keluar dari gudang dan kembali duduk di ruang makan. Tak lama setelah itu, Merry-pun melintas dan aku melirik tubuhnya yang hanya terlilit handuk saja.

Sembari melirik akupun berbasa-basi pada Merry,

“Merr… Jam segini udah mendung aja nih, kayaknya hari ini bakal turun hujan lagi deh, Merr”, kataku.
“Iya nih Bang. Oh iya Bang, nanti aku ikut motor abang sampai halte depan ya Bang ”, pinta Merry padaku.
“Okey Merr ”, jawabku singkat.
Kemudian Merry segera masuk kedalam kamarnya, tidak lama kemudian Merry-pun sudah keluar dengan seragamnya,
“Wah… kamu terlihat cantik sekali Ya Merr kalau kamu pakai seragam itu”, pujiku kepda Merry.
“Ah Abang bisa aja Deh, hhe…”, balas Merry malu-malu sembari mengambil gelas Jusnya yang tadi sudah bercampur dengan Inex.

Tanpa ragu Merry-pun meminumnya sampai habis tanpa ada rasa curiga sedikitpuun.
“Kena lu sama Gue ” ucap dalam hatiku.
“Ayo Merr berangkat, nanti keburu hujan lagi”, ajakku.

Setelah aku mengunci pintu rumah, aku segera starter motorku, Merry-pun lalu duduk membonceng dengan memegang pundakku. Saat itu kira-kira kami baru berjalan selama 10 menit, tiba-tiba dia menegeluh sambil menyandarkan kepalanya di punggungku,

“Aduh Bang, kok kepala Merrypusing gini ya Bang”, keluh Merry. Saat itu juga, aku segera mengentikan motorku,
“Wah… kog tiba-tiba kamu pusing, yauda kamu Abang antar pulang aja yah?? ucapku pura-pura perduli kepada Merry.

Ketika itu Merry tampak gelisah, dan bibirnya yang sensual tampak mulai digigit-gigit sengan pelan,

“Nggk tau nih Bang, yaudah Merry anteri pulang aja deh Bang”, jawabnya.

Dengan cepat, kuputar motorku kembali menuju ke arah rumah. Sesampainya dirumah ketika di akan turun dari motor, dia sudah tampak lemas tak berdaya layaknya orang sedang On. Tanpa banyak tanya, Merry segera ku papah masuk kedalam kamarnya, dan kurebahkan dia di tempat tidur,

“Aduhh Bang”, ucap-nya pelan.

Setelah itu tiba-tiba matanya menatapku sayu, sembari dia terus menggigit-gigit bibirnya. Saat itu kedua kakinya masih menggantung di bawah kasur, jadi posisi-nya Merry mengangkang. Karena Posisi Merry seperti itu maka celana dalam Merry saat itu terlihat jelas di mataku. Nampak begitu jelas Vaginanya yang menggembung dari balik celana dalamnya itu.

Karena adik sepupuku yang montok dan cantik ini sudah terkena pengaruh inex yang ku berikan tadi, maka aku memberanikan diri untuk mencoba melepas celanaku,

“Bang… Abang mau ngapain melepas celana?” ucapnya dengan setengah sadar karena pengaruh Inex tadi.

Lalu setelah celana dan celana dalamku terlepas, nampaklah batang Penisku yang sudah tegak dan besar maksimal itu. Lalu tangan kiriku yang sedang memegang Penis, lalu kuarahkan kepada Merry,

“Bang… badan Merry panas dingin Bang”, ucapnya berbisik.

Ketika itu aku hanya tersenyum, tangan kananku kemudian meraih tangan Merry, lalu tangan kirinya Merry kuarahkan ke Penisku, hingga dia menggenggam batang Penisku. Semula Merry hanya menggenggam Penisku saja, tapi kemudian dia mulai mengelus dan mengocok-kocok Penisku yang sudah tegak menantang itu,

“Ouwhhh… terus Merry… yahh… terus Merry sayang…”, kataku sedikit berbisik.

Lalu tanganku langsung melucuti pakaian kerjanya hingga pakaian atasnya terbuka semua termasuk Bra Merry yang berenda itu. Alamakkk… seksi sekali Merry ini, gumamku pelan. Payudara Merry yang membusung dengan puting yang mengeras mancung, nafas Merry yangsemakin memburu deras-pun mengiringinya.

“Ouhhhh… Bang… Aghhhh….”, gumamnya sambil terus mengelus dan mengocok batang Penisku yang besar dan keras.

Seluruh sudut batang Penisku di dielus dan di reBangnya lembut, terMasuk sekeliling biji pelerku dan bulu-bulu jembutnya. Perlahan-lahan kudekatkan wajah ku ke payudaranya yang membusung. Lalu kukecup ringan payudaranya,

“Ahhhh… Ughhh…. Bang… geliii bang… Sss… Ahhh…” desah Merry lirih.

Merry mendesah disaat mulutku mengulum putingnya dengan penuh gairah. Lalu mulai kujamah seluruh permukaan payudara Merry yang besar, montok dan putih itu. sembari terusku hisap di payudaranya, sesekali kutarik pelan pake gigi. Tanganku bergerak cepat melepaskan rok mini kerjanya, dan celana dalam-nya yang mini serta tipis itu.

Hal itu membuat lutut Merry dirapatkan, karena menahan gerakan tanganku yang menarik lepas celana dalamnya. Ketika sudah berada di atas lututnya,

“Kenapa Merry sayang ?” tanyaku.

Saat itu dia tidak menjawab, melainkan hanya menatapku dengan mata sayu-nya. Kemudian dia membuka lebar-lebar kakinya, hingga celana dalamnya bisa kulucuti dengan mudahnya. Begitu celana dalamnya kulucuti segera kulihat Vaginanya yang merangsang dihiasi bulu jembut yang Masih jarang namun terlihat ditata dengan rapih.

“Indah sekali Vaginamu ini Merr”, kataku berbisik di telinga kanannya.

Tanpa menjawab, Merry hanya memejamkan mata dan berkedip mendengar kata-kataku itu. Lalu tangannya yang tengah mengelus-ngelus batang Penisku, segera ku angkat dan kulepas dari batang Penisku. Lalu tangannya ku angkat dan kutaruh disamping kepalanya. Saat itu dia terlihat pasrah saat kubuka pahanya lebar-lebar. Wow, belahan Vaginanya sunguh membuatku semakin terangsang saja.

Lalu,

“Merr, sebenarnya sudah lama sekali Abang ingin berstubuh sama kamu”, ucapku tegas. Dengan cepat kudekatkan kepalaku ke permukaan Vaginanya, lalu dengan mantap kujilat permukaan liang Vaginanya,

“Sruppp… Sruppp…”enak dan harum sekali vagina Merry ini.
“Sss… Ahhh…. Bang… Ouwhh… terus bang… Aghhh…”, desah Merry seirama gerakan lidahku yang nakal menjilati liang kenikmatannya.

Ketika itu tangan Merry menjambak rambutku saat lidahku mulai kutusukan dalam Vaginanya itu, “ Ouwhhh… Bang… Aghhh…”, desah nikmatnya.

Dengan semangat kujilati terus Vaginanya hingga basah, selang 10 menit kemudian kuhentikan gerakan ku menjilati Vaginanya itu. Keringat dan desahan nafas Merry seakan berpacu, lalu ku arahkan batang Penisku ke lubang Vagina Merry. Lalu sesaat kusapu Vaginanya dengan lidahku,

“Aghhh…. geli sekali Bang… Ughhh….”, desahnya pelan.
“Ada pa Merry sayang ?”, tanyaku menghentikan gerakan Penisku di bibir Vaginanya.

“A…aa… aku masih perawan Bang. Aku takut”, ucap Merry lirih.
“Udah kamu jangan takut, nanti Abang akan bertanggung jawab bila sampai terjadi apa-apa pada Merry”, kataku gombal menenangkan Merry.

Sebenaranya dalam benakku bersorak ( mantap cuy, gue dapet perawan ),
“Makasih ya Bang, pelan-pelan Bang yah masukin titit abang ke Vagina aku”, pinta nya padaku.
“Iya Merry sayang”, jawabku singkat.

Sembari mengarahkan kepala Penisku yang bulat besar ke lubang Vaginanya, dengan perlahan kudorong Penisku. Sedikit demi sedikit, walaupun agak susah karena vagina masih perawan dan sempit sekali aku terus mencoba tanpa mengenal lelah,

“Aouw… sa.. sakit Bang… Aghhh…Auow… pelan Bang”, ucap Merry sembari mencengkram sprey tempat tidur dan sedikit menutup bukaan pahanya.

“Aghhh… Tahan dulu ya Merry sayang” rayuku menenangkanya.Setelah bersusah payah, pada akhirnya, Zlebbbbbbbbbbb….. akhirnya batang Penisku amblas juga Masuk kedalam Vaginanya Merry,

“Aowwwwwww… sakitttt… saaakit sekalliiii Bang… Huuu… huu… hu… ”, kata Merry sambil menggigit bibirnya.
Ketika itu kudiamkan batang Penisku sejenak didalam Vaginanya, ughhh… kuat sekali jepitan Vagina Merry, batinku. Lalu beberapa saat kemudian segera ku ayun perlahan Penisku maju mundur didalam liang Vagina Merry,

“Zlebb… Zlebb… Zlebb… ” , bunyi penisku yang sedang menyelami Vagina Merry.

Lama-kelamaan aku merasa mudah mengayun Penisku. Ketika itu Merry memejamkan mata seraya memeluk leherku erat. Dengan irama yang tetap santai ku ayun gerakan Penis ku maju mundur mencoblos Vaginanya,

“Aghhh… enak sekali Vagina kamu sayang… Oughhh…”, bisikku penuh gairah di telinganya, sembari menjilati telinga Merry yang mungil itu.

“Ssss… Aghhh… Bang… pelan Bang… aoww… Sss… ahhh” desah nikmat dan sakit menjadi satu.

Pada awalnya gerakan Merry kaku, namun lama-kelaman Merry mulai membalas goyangan pinggangku dengan goyangan sedikit memutar pinggul,

“Enak Merry, Aghhhh… terus goyang sayang ”, pintaku.

Saat itu kulihat matanya sedikit meneteskan air mata, namun disisi lain mulutnya terbuka terengah-engah menikmati tusukan Penisku di Vaginanya. Sesekali dia menggigit dada dan leherku.

“Slebb… Sluppp… Plakkk… Plakkk… Plakkk… ”, bunyi gesekan Penis dengan Vagina semakin nyaring.

Dengan semangat, kurasakan tubuhku terbang melayang keenakan, lalu kupacu gerakan tusukan Penisku lebih cepat lagi. Saat itu Merry  semakin mendesah dan terengah keenakan, aku tak peduli dengan suara pembantuku didapur yang tampaknya sudah pulang dari pasar. Rupanya pembantuku lewat dubur, sehingga tidak melintasi pintu kamar Merry yang terbuka lebar.

Dengan penuh gairah terus kupacu irama Penisku, sampai kumerasa kepala Penisku linu , geli bercampur enak sekali. Kaki Merry kini melingkar di pinggangku, hingga tusukan Penisku terasa semakin dalam. Tak terasa kami sudah berhubungan intim selama 15 menit, tidak lama setelah itu tubuh Merry-pun menegang dengan hebat, lalu,

“Aghhhh…. Bang… enak Banng, a… aa… aku mau pipis Bang… aghhh…” mulutnya mulai meracau sembari menggigit dadaku.

Rupanya Merry telah mencapai puncaknya, Vaginanya terasa sangat basah sekali hingga Penisku terasa liNggunn saat menggelosor masuk ke Vaginanya. Tubuhnya Merry pun setelah itu lemas seperti tak bertulang. Dari sudut mataku sekilas kulihat Agus pembantuku mengintip dari balik horden pintu, tidak kusangka rupanya dia tengah menonton aku yang lagi asik bersetubuh dengan Merry.

Namun saat itu aku berpura-pura tidak tau dan terus mengocok lubang Vagina Merry. Dari lubang Vagina Merry tampak menetes darah bercampur cairan lengket. Akirnya tercapai juga keinginaku, sungguh puas aku mendapatkan keperawan Merry, kataku dalam hati. Lalu kucabut batang Penisku yang Masih keras dari lubang Vagina Merry yang sudah tidak perawan lagi karena aku.

Sementara itu Merry terkulai lemas dan wajahnya Masih tampak tegang, dengan keringat yang membasahi sekujur tubuhnya. Hal itu membuat tubuh putihnya semakin terlihat menggairahkan saja. Batang Penisku yang mengkilat dikelilingi lendir kawin Merry, saat itu masih belum memuntahkan sperma juga, maka dari itu aku masih sangat bernafsu sekali,

“Merry sayang… Abang belum keluar nih, sekarang kamu uka mulut donk sayang… perintahku.

Tanpa menjawab Merry pun lalau membuka mulutnya, lalu aku mengarahkan batang Penisku ke dalam mulutnya. Pada awalanya Merry mau muntah saat Penisku Masuk kemulutnya yang mungil itu. Namun kemudian dia mulai terbisa mengocok dan mengulum Penisku,

“Aghhh… enak Merr, sepong terus… Oughh… kamu mulai mahir deh, Ssss… Aghhh…”, desahku mulai merasa nikmat oleh kuluman Merry.
Secara konstan Merry-pun terus mengkulum penisku dengan lembutnya. Tak lama setelah itu kurasakakan batang penisku berdenyut dan,

“Crottt… Crottt… Crottt… ”,

Akhirnya Penisku memuntahkan spermanya kedalam mulut Merry yang mungil itu, saking banyaknya spermaku yang keluar sampai-sampai mulut Merry yang mungil itu tidak mampu menampung spermaku. Walaupun mulut Merry mungil, hampir setengah spermaku tertelan oleh Merry. Setelah itu kamipun sama-sama terkulai lemas, aku dan Merry tertidur pulas hingga siang hari.

Pada akhirnya kami sama-sama tidak berangkat kerja. Singkat cerita semenjak kejadian itu kamipun sering melakukan hubungan sex dirumah, dan tak jarang pembantuku Agus mengintip kami saat berhubungan intim. Sampai saat ini hubungan kami terus berlanjut dan Agus tidak pernah angkat bicara sedikitpun tentang persetubuhan kami.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *