Mahasiswa Pemuas Hasrat Batinku
26 mins read

Mahasiswa Pemuas Hasrat Batinku

Gairah Dewasa – Sebut saja namaku Sintia, seorang wanita yang telah berusia 40 tahun dan telah bersuami. Menurut banyak teman, aku adalah wanita yang cukup cantik dan berkulit putih bersih. Yang luar biasa adalah postur tubuhku yang masih terawat dan indah. Tinggi badanku 167 cm. Pantatku cukup bulat dan berisi dengan sepasang betis yang indah.

Sepasang payudaraku berukuran 34C juga tampak padat dan serasi dengan bentuk tubuhku. Kata orang tubuhku seperti artis Minarti Atmanegara yang bentuk tubuhnya tetap indah diusia yang telah berkepala 4. Aku bekerja sebagai karyawati staff accounting pada sebuah toserba yang cukup besar dikotaku.

Baca Juga : Cerita Seks Wanita Setengah Baya Yang Masih kencang

Sehingga aku banyak mengenal banyak relasi dari para pekerja perusahaan lain yang memasok barang ketempatku bekerja. Aku juga menjadi instruktur senam BL ditempat aku fitness. Disinilah kisah yang akan kisah indah aku dan Rega pertama kali terjadi. Sebagai seorang istri, aku merupakan seorang wanita setia pada suami.

Aku berprinsip, tidak ada laki-laki lain yang menyentuh hati dan tubuhku, kecuali suami yang sangat kucintai. Dan sebelum kisah ini terjadi, aku memang selalu dapat menjaga kesetiaanku. Jangankan disentuh, tertarik dengan lelaki lain merupakan pantangan buatku.

Tetapi begitulah, beberapa bulan terakhir suamiku kurang dapat memuaskanku diatas ranjang. Kalaupun bisa, dia pasti kelelahan dan langsung istirahat. Mungkin karna usia kami  yang terpaut 14 tahun, mau tak mau aku cuma bisa memainkan jari sambil membayangkan suamiku sedang memasukkan batang kejantanannya ke vaginaku.

Tapi tak senikmat kenyataan. Sampai akhirnya datang seorang mahasiswa yang ingin PI (Praktek Industri) ditempatku. Dan aku ditunjuk sebagai pembimbing mahasiswa tersebut oleh bosku. Mahasiswa itu memperkenalkan dirinya bernama Rega. Kuperhatikan dia dari atas sampai bawah, cukup lumayan penampilannya.

Rega berbadan tinggi besar dan atletis, tingginya sekitar 178 cm. Sungguh aku tidak mempunyai pikiran atau perasaan tertarik padanya. Pada awalnya hubungan kami biasa- biasa saja, bahkan cendrung agak kaku. Namun begitu, Rega selalu bersikap baik padaku. Kuakui pula, ia pemuda yang simpatik. Ia sangat pandai mengambil hati orang.

Sehingga lama-kelamaan kekakuannya berkurang dan kami berdua menjadi akrab. Bahkan aku sering meminta Rega membantuku lembur dikantor. Dan jika begitu biasanya aku bercerita tentang kehidupan rumah tanggaku. Sampai-sampai urusan diatas tempat tidur kuceritakan padanya. Karna Rega sangat pandai memancing. Hingga suatu ketika, setelah sebulan Ia PI dikantorku.

Sewaktu aku sedang lembur menghitung keuangan bulanan perusahaan, Rega datang menghampiriku. ” Misi Bu, bisa ganggu gak? ” Tegur Rega sopan. ” Ya ada apa Rega? ” Jawabku. ” Ini.. ada beberapa yang saya gak ngerti bisa dijelaskan gak Bu? ” Rega bertanya lagi. ” Ooh bisa.. mana yang kamunya kurang paham ” aku menjawab lalu menyuruhnya untuk duduk disampingku disofa. Lalu aku memberikan penjelasan panjang lebar kepadanya.

Katanya sih bahan yang dia minta penjelasan dariku itu akan dimasukkan dalam bahan laporannya. ” Bu, saya mo ngasih hadiah ulang tahun, Bu Sintia mau nerima gak? ” Tanyanya tiba-tiba. ” Boleh, syaratnya hadiahnya harus banyak ya” Jawabku bergurau. ” Saya juga punya syarat Bu, hadiah ini akan saya berikan kalo Bu Sintia mau memejamkan mata. Mau gak? ” Tanyanya lagi. ” Serius nih? Oke kalo cuma itu syaratnya Ibu mau ” Kataku sambil memejamkan mata. ” Awas jangan buka mata sampai saya memberikan aba-aba..! ” Kata Rega lagi.

Sambil terpejam aku penasaran dengan hadiah apa yang akan diberikannya. tetapi, ya ampun, pada saat mataku terpejam, tiba-tiba aku merasakan ada benda yang lunak menyentuh bibirku. Tidak hanya menyentuh, benda itu juga melumat bibirku dengan halus. Aku langsung tahu, Rega tengah menciumku. Maka aku langsung membuka mata, wajah Rega sangat dekat dengan wajahku dan tangannya merangkul pinggangku.

Tetapi anehnya, setelah itu aku tidak berusaha mengindar. Untuk beberapa lama, Rega masih melumat bibirku. Kalo mau jujur aku juga ikut menikmatinya. Bahkan beberapa saat secara refleks aku juga membalas melumat bibir Rega. Sampai kemudian aku tersadar, lalu ku dorong dada Rega hingga ia terjengkang kebelakang.

”Ndra seharusnya ini gak boleh terjadi ” Kataku dengan nada bergetar menahan rasa malu dan sungkan yang menggumpal dihatiku. ” Maaf Bu Sintia, mungkin saya terlalu nekat. Seharusnya saya sadar Ibu sudah bersuami. Tapi inilah kenyataannya, Aku sayang sama Bu Sintia ” Ujarnya lirih sambil meninggalkanku. Seketika itu aku merasa sangat menyesal, aku merasa telah mengkhianati suamiku. Tapi uniknya peristiwa seperti masih terulang beberapa kali.

Beberapa kali jika Rega konsultasi denganku, ia selalu memberikan “hadiah” seperti itu. Tentu itu dilakukannya jika tak ada orang yang melihat. Meskipun pada akhirnya aku menolaknya, tapi anehnya, aku tidak pernah marah dengan perbuatan Rega itu. Entahlah, aku sendiri bingung. Aku tidak tahu, apakah ini dikarnakan permasalahanku dengan suami diatas ranjang sehingga menerima begitu saja semua perbuatannya padaku.

Ataukah aku telah jatuh cinta pada pada Rega, pemuda yang usianya jauh berbeda namun sangat menarik perhatianku. Sekali lagi, aku tidak tahu. bahkan dari hari kehari, aku semakin dekat dan akrab dengan Rega. Hingga pada hari terakhir prakteknya, Rega mengajakku jalan- jalan. Awalnya aku menolaknya, aku khawatir kalau kedekatanku dengannya menjadi penyebab perselingkuahan yang sebenarnya.

Dengan alasan bahwa itu hari terakhir praktek, Rega terus mendesakku. Akhirnya aku menyetujuinya.Tapi aku memintanya hari minggu. Dengan syarat tidak boleh ada orang kantor yang mengetahuinya. Begitulah, pada hari Minggu, aku dan Rega akhirnya berangkat jalan-jalan.

Agar suamiku tidak curiga, aku katakan padanya aku pergi ketempat seorang kawan untuk menyelesaikan lemburan kantor. Ikut juga teman kuliah Rega bersama pacarnya. Awalnya aku protes, setelah dijelaskan panjang lebar akhirnya aku mau ikut pergi juga. Oh ya, kami berempat menggunakan mobil milik kawan Rega. Berempat kami jalan- jalan kesuatu lokawisata pegunungan yang cukup jauh dari kotaku.

Kami sengaja memilih tempat yang jauh dari kota, agar tidak mengundang kecurigaan tetangga, keluarga dan terutama suamiku. Setelah lebih satu jam kami berputar-putar disekitar lokasi wisata, Rega dan kawannya mengajak istirahat disebuah losmen. Kawan Rega tadi dan pacarnya menyewa satu kamar, dan kedua orang itu langsung hilang dibalik pintu yang tertutup.

Maklum keduanya baru dimabuk cinta. Aku dan suamiku dulu waktu pacaran juga begitu, jadi aku maklum saja. Rega menyewa juga satu kamar disebelahnya. Aku sebenarnya juga berniat menyewa kamar sendiri akan tetapi Rega melarangku. ” Ngapain boros-boros? kalau sekedar istirahat satu kamar saja. Tuh bed- nya ada dua ” Ujarnya. Akhirnya aku mengalah, aku numpang dikamar yang disewa Rega.

Walaupun sebenarnya aku merasa sangat tidak enak hati. Kami mengobrol tertawa cekikikan membicarakan kawan Rega dan pacarnya dikamar sebelah. Apalagi, kawan Rega dan pacarnya sengaja mendesah-desah hingga kedengaran ditelinga kami. Sejujurnya aku deg- degan juga mendengar desahan dari kamar sebelah yang mirip suara orang terengah-engah itu. Entah kenapa dadaku semakin berdegup kencang ketika aku mendengar desahan itu dan membayangkan apa ayng sedang mereka lakukan dikamar sebelah.

Untuk beberapa saat, aku dan Rega diam terpaku. Tiba-tiba Rega menarik tanganku sehingga aku terduduk dipangkuan Rega yang saat itu sedang duduk ditepi tempat tidur. Tanpa berkata apa-apa dia langsung mencium bibirku. Aku tidak sempat menghindar, bahkan aku juga membiarkan ketika bibir dan kumis halus Rega menempel kebibirku hingga beberapa saat.

Dadaku semakin berdegub kencang ketika kurasakan bibir halus Rega melumat mulutku. Lidah Rega menelusup kecelah bibirku dan menggelitik hampir semua rongga mulutku. Mendapat serangan mendadak itu darahku seperti berdesir, sementara bulu tengkukku merinding. Namun tiba-tiba timbul kesadaranku.

Kudorong dada Rega supaya ia melepaskan pelukannya padak diriku. ” Rega, jangan Rega, ini enggak pantas kita lakukan..! ” kataku terbata-bata. Rega memang melepas ciumannya dibibirku, tetapi kedua tangannya yangm kekar dan kuat masih tetap memeluk pinggang rampingku denagn erat. Aku juga masih terduduk dipangkuannya. ” Memang nggak pantas Bu, toh Bu Sintia gak puas sama suami Ibu.

Aku akan muasin Ibu ” Ujar Rega yang terdengar seperti desahan. Setelah itu Rega kembali mendaratkan ciuman. Ia menjilati dan menciumi seluruh wajahku, lalu merambat keleher dan telingaku. Aku memang pasif dan diam, namun perlahan tapi pasti nafsu birahi semakin kuat menguasaiku. Harus kuakui, Rega sangat pandai mengobarkan birahiku.

Jilatan demi jilatan lidahnya keleherku benar- benar telah membuatku terbakar dalam kenikmatan. Bahkan dengan suamiku sekalipun belum pernah aku merasakn rangsangan sehebat ini. Rega sendiri tampaknya juga mulai terangsang. Aku dapat merasakn napasnya mulai terengah-engah. Sementara aku semakin tak kuat untuk menahan erangan. Maka aku pun mendesis-desis untuk menahan kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku. Setelah itu tiba-tiba tangan Rega yang kekar itu membuka kancing bajuku.

Tak ayal lagi, buah dadaku yang berwarna putih bersih itu terbuka didepan Rega. Secara refleks aku masih coba berontak. ” Cukup Rega! Jangan sampai kesitu Ibu takut..” Kataku sambil meronta dari pelukannya. ” Takut dengan siapa Bu? Toh gak ada yang tahu, percaya sama Rega Bu. Aku akan memuaskan Bu Sintia” Jawab Rega dengan napas memburu. Seperti tidak perduli dengan protesku, Rega yang telah melepas bajuku, kini ganti sibuk melepas BH- ku.

Meskipun aku berusaha meronta, namun tidak berguna sama sekali. Sebab tubuh Rega yang tegap dan kuat itu mendekapku dengan sangat erat. Kini, dipelukan Rega, buah dadaku terbuka tanpa tertutup sehelai kainpun. Aku berusaha menutupi dengan mendekapkan lengan didadaku, tetapi dengan cepat tangan Rega memegangi lenganku dan merentangkannya.

Setelah itu Rega mengangkat dan merebahkan tubuhku ditempat tidur. Tanpa membuang waktu, bibir Rega melumat salah satu buah dadaku sementara salah satu tangannya juga langsung meremas-remas buah dadaku yang lainnya. Bagaikan seekor singa buas ia menjilati dan meremas buah dada yang kenyal dan putih ini. Kini aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain megap-megap dan mengerang karena kenikmatan yang mencengkeramku.

Aku menggeliat- geliat seperti cacing kepanasan karena rasa geliu dan nikmat ketika bibir dan lidah Rega menjilat dan melumat puting susuku. ” Bu.. da.. dadamu putih dan in.. indah sekali. A.. aku makin nggak ta.. tahan.. ,sayang.. , ” Kata Rega terputus-putus karna nafsu birahi yang kian memuncak. Kemudian Rega juga menciumi perut dan pusarku. Dengan lidahnya, ia pandai sekali mengelitik buah dada hingga perutku. Sekali lagi aku hanya mendesis-desis mendapat rangsangan yang menggelora itu.

Kemudian tanpa kuduga, Dengan cepat Rega melepas celana dan celana dalamku dalam sekali tarikan. Lagi-lagi aku berusaha melawan, tetapi dengan tubuh besar dan tenaga kuat yang dimiliki Rega, dengan mudah ia menaklukkan perlawananku. Sekarang tubuhku yang ramping dan putih itu benar-benar telanjang total dihadapan Rega. Sungguh, aku belum pernah sekalipun telanjang dihadapan laki-laki lain, kecuali dihadapan suamiku. Sebelumnya aku juga tak pernah terpikir akan melakukan perbuatan seperti ini.

Tetapi kini, Rega berhasil memaksaku. Sementara aku seperti pasrah tanpa daya. ” Rega, untuk yang satu ini jangan Rega. Aku tidak ingin merusak keutuhan perkawinanku..! ” Pintaku sambil meringkuk diatas tempat tidur, untuk melindungi buah dada dan vaginaku yang kini tanpa penutup. ” Bu.. apa.. kamu.. nggak kasihan padaku sayang.. , aku sudah terlanjur terbakar.. , aku nggak kuat lagi sayang, please aku.. mohon ” Kata Rega masih dengan terbata- bata dan wajah yang memelas.

Entah karna tidak tega atau karena aku sendiri juga telah terlanjur terbakar birahi, aku diam saja ketika Rega kembali menggarap tubuhku. Bibir dan salah satu tangannya menggarap kedua buah dadaku, sementar tangan yang satunya lagi mengusap-usap paha dan selangkangan kakiku.

Mataku benar-benar merem-melek merasakan kenikamatan itu. Sementara napasku juga semakin terengah-engah. Tiba-tiba Rega beranjak dan denagn cepat melepas semua pakaian yang menempel ditubuhnya. Kini ia sama denganku, telanjang bulat-bulat. ya ampun, aku tidak dpat percaya, kini aku telanjang dalam satu kamar denagn laki-laki yang bukan suamaiku, ohh.

Aku melihat tubuh Rega yang memang benar-benar atletis, besar dan kekar terutama otot-otot perutnya. Ia lebih tinggi dan lebih besar dibandingkan dengan suamiku yang berperawakan sedang-sedang saja. Tetapi yang membuat dadaku berdegub lebih keras adalah benda diselangkangan Rega.

Benda yang besarnya hampir sama denagn lenganku itu berwarna coklat muda dan kini tegak mengacung. Panjangnya kutaksir tidak kurang dari 17 cm, atau hampir dua kali lipat dibanding milik suamiku, sementara besarnya sekitar 3 sampai 4 kali lipatnya. Sungguh aku tak percaya, laki-laki semuda Rega memiliki penis sebesar dan sepanjang ini. Perasaanku bercampur baur antara ngeri, gemes dan penasaran.

Kini tubuh telanjang Rega mendekapku. Darahku seperti terkesiap ketika merasakan dada bidang Rega menempel erat dadaku. Ada sensasi hebat yang melandaku, ketika dada yang kekar itu merapat dengan tubuhku. Ohh, baru kali ini kurasakan dekapan lelaki lain selain suamiku. Ia masih meciumi sekujur tubuhku, sementara tangannya juga tidak kenal lelah meremas-remas buah dadaku yang semakin kenyal.

Sekali lagi, sebelumnya tidak pernah kurasakan sensasi dan rangsangan sedahsyat ini. Aku tersentak ketika kurasakan ada benda yang masuk dan menggelitik lubang vaginaku. Ternyata Rega nekat memasukkan jari tangannya kecelah vaginaku. Ia memutar-mutar telunjuknya didalam lubang vaginaku, sehingga aku benar-benar hampir tidak kuat lagi menahan kenikmatan yang menderaku.

Mendapat serangan yang luar biasa nikmat itu, secara refleks aku memutar-muatarkan pantatku. Toh, aku masih berusaha menolaknya. ” Rega, jangan sampai dimasukkan jarinya, cukup diluaran saja..! ” Pintaku. Tetapi lagi-lagi Rega tidak menggubrisku. Selanjutnya ia menelusupkan kepalanya di selangkanganku, lalu bibir dan lidahnya melumat habis vaginaku. Aku tergetar hebat mendapatkan rangsangan ini.

Tidak kuat lagi menahan kenimatan itu, tanpa sadar tanganku menjambak rambut Rega yang masih terengah-engah di selangkanganku. Kini aku telah benar- benar tenggelam dalam birahi. Ketika kenikmatan birahi benar- benar menguasaiku, dengan tiba-tiba, Rega melepaskanku dan berdiri di tepi tempat tidur. Ia mengocok- ngok batang penisnya yang berukuran luar biasa tersebut.

” Udah hampir setengah jam, dari tadi aku terus yang aktif, capek nih. Sekaran ganti Bu Sintia dong yang aktif..! ” Kata Rega denagn manja. ” Ibu nggak bisa Rega, lagian Ibu masih takut..! ” Jawabku dengan malu-malu. ” oke kalo gitu pegang aja iniku, please, kumohon sayang..” Ujarnya sambil menyodorkan batang penis besar itu kehadapanku. Dengan malu-malu kupegang batang yang besar dan berotot itu. Lagi-lagi berdebar-debar dan darahku berdesir ketika tanganku mulai memegang penis Rega.

Sejenak aku sempat membayangkan bagaimana nikmatnya jiak penis yang besar dan keras itu dimasukkan kelubang vagina perempuan, apalagi jika perempuan itu aku. ” Besaran mana sama milik suami Ibu..? ” Goda Rega. Aku tidak menjawab walau dalam hati aku mengakui, penis Rega jauh lebih panjang dan lebih besar dibandingkan milik suamiku.

Padahal usia Rega jauh lebih muda. ” Diapakan nih Rega..? Sumpah Ibu gak bisa apa-apa ” Kataku berbohong sambil memegang penis Rega. ” Oke, biar gampang, dikocok aja sayang. Bisakan..? ” Jawab Rega dengan lembut. Dengan dada berdegub kencang, kukocok perlahan-lahan penis yang besar milik Rega.

Ada sensasi tersendiri ketika aku mulai mengocok buah zakar Rega yang sangat besar tersebut. Gila, tanganku hampir tidak cukup memegangnya. Aku berharap dengan kukocok penisnya, sperma Rega cepat muncrat, sehingga ia tidak berbuat lebih jauh kepada diriku. Rega yang kini telentang disampingku memejamkan matanya ketika tanganku mulai naik turun mengocok batang zakarnya.

Napasnya mendengus-dengus, tanda kalau nafsunya sudah meningkat lagi. Aku sendiri juga terangsang melihat tubuh tinggi besar dihadapanku seperti tidak berdaya dikuasai rasa nikmat. Tiba-tiba ia memutar tubuhnya, sehingga kepalanya kini etapt berada diselangkanganku sebaliknya kepalaku juga tepat menghadap selangkangannya.

Rega kembali melumat lubang kemaluanku. Lidahnya menjilat-jilat tanpa henti di rongga vaginaku. Sementara aku masih terus mengocok batang zakar Rega dengan tanganku. Kini kami berdua berkelejotan, sementara napas kami juga saling memburu. Setelah itu Rega beranjak dan dengan cepat ia menindihku. Dari kaca lemari yang terletak disebelah samping tempat tidur, aku bisa melihat tubuh rampingku seperti tenggelam dikasur busa ketika tubuh Rega yang tinggi besar mulai menindihku.

Dadaku deg-degan melihat adegan kami melalui kaca lemari itu. Gila batinku, kini aku yang telanjang digumuli oleh lelaki yang juga sedang telanjang, dan laki-laki itu bikan suamiku. Rega kembali melumat bibirku. kali ini teramat lembut. Gilanya lagi, aku tanpa malu lagi membalas ciumannya. Lidahku kujulurkan untuk menggelitik rongga mulut Rega. Rega terpejam merasakan seranganku, sementara tanganku kekarnya masih erat memelukku, seperti tidak akan dilepas lagi. Bermenit-menit kami terus berpagutan saling memompa birahi masing-masing.

Peluh kami mengucur deras dan berbaur ditubuhku dan tubuh Rega. Dalam posisi itu tiba- tiba kurasakan ada benda yang kenyal mengganjal diatas perutku. Ohh, aku semakin terangsang luar biasa ketika kusadari benda yang mengganjal itu adalah batang kemaluan Rega. Tiba-tiba kurasakan batang zakar itu mengganjal tepat dibibir lubang kemaluanku. Rupanya Rega nekat berusaha memasukkan batang penisnya kevaginaku.

Tentu saja aku tersentak. ” Rega.. jangan dimasukkan..! ” Kataku sambil tersengal-sengal menahan nikmat. Aku tidak tahu apakah permintaan aku itu tulus , sebab disisi hatiku yang lain sejujurnya aku juga ingin merasakan betapa nikmatnya ketika batang kemaluan yang besar itu masuk kelubang vaginaku. ” Oke.. kalau nggak boleh diamasukkan, kugesek-gesekkan dibibirnya saja ya..? ” Jawab Rega juga dengan napas yang terengah-engah.

Kemudian Rega kembali memasang ujung penisnya tepat dicelah vaginaku. Sungguh aku deg-degan luar biasa ketika merasakn kepala batang penis itu menyentuh bibir vaginaku. Namun karna batang zakar Rega memang berukuran super besar, Rega sangat sulit memasukkannnya kedalam celah bibir vaginaku. Padahal jika aku bersetubuh denagn suamiku penis suamiku masih terlalu kekecilan untuk ukuran lubang senggamaku. Setelah sedikit dipaksa, akhirnya ujung kemaluan Rega berhasil menerobos bibir vaginaku.

Ya ampun, aku menggeliat hebat ketika ujung penis yang besra itu mulai menerobos masuk. Walau pun mulanya sedikit perih, tetapi selanjutnya rasa nikmatnya sungguh tada tiara. Seperti janji Rega, penisnya berukuran jumbo itu hanya hanya digesek-gesekan dibibir vagina saja. Meskipun hanya begitu, kenikamatan yang kurasa betul-betul membuatku hampir teriak histeris.

Sungguh batang zakar Rega itu luar biasa nikmatnya. Rega terus menerus mamaju- mundurkan batang penis sebatas dibibir vagina. keringat kami berdua semakin deras mengalir, semenatara mulut kami masih terus berpagutan. ” Ayoohh.. ngoommoong saayang, giimaanna raasaanyaa..? ” Kata Rega tersengal-sengal. ” Oohh.. teeruuss.. Regaa.. teeruss..! ujarku sama-sama tersengal. Entah bagaimana awal mulanya, tiba- tiba kurasakan batang kemaluan yang besar itu telah amblas semua kevaginaku.

Bless, perlahan tapi pasti abtang kemaluan yang besar itu melesak kedalam libang kemaluanku. Vaginaku terasa penuh sesak oleh batang penis Rega yang sangat- sangat besar itu. “ Lohh..? Regaa..! Dimaassuukiin seemmua yah..? ” Tanyaku. ” Taanguung, saayang. Aku nggak tahhan..! ” Ujarnya dengan terus memompa vaginaku secara perlahan. Entahlah,kali ini aku tidak protes.

Ketika batang penis itu amblas semua divaginaku, aku hanya dapat terengah-engah dan merasakan kenikmatan yang kini semakin tertahankan. Begitu besarnya penis si Rega, sehingga lubang vaginaku terasa sangat sempit. Sementara karna tubuhnya yang berat, batang penis Rega semakin tertekan kedalam vaginaku dan melesak hingga kedasar rongga vaginaku.

Sangat terasa sekali bagaimana rasanya batang zakar menggesek-gesek dinding vaginaku. Tanpa sadar aku pun mengimbangi genjotan Rega dengan menggoyang pantatku. Kini tubuh rampingku seperti timbul tenggelam diatas kasur busa ditindih oleh tubuh besar dan kekearnya Rega. Semakin lama, genjotan Rega semakin cepat dan keras, sehingga badanku tersentak- sentak dengan hebat.

Clep.. , clep.. , clep.. , cleep.. , begitulah bunyi batang zakar Rega yang terus memompa selangkanganku. ” Teerruss Regaa..! Aakuu.. nggaak.. kuuaatt..! ” Erangku berulang-ulang. Sungguh ini permainan seks yang paling nikmat yang pernah kurasakan dalam sepuluh tahun ini. Aku sudah tidak berpikir lagi tentang kesetiaan kepada suamiku. Rega benar-benar telah menenggelamkan aku dalam gelombang kenikmatan.

Persetan, toh suamiku sendiri sudah tak bisa lagi memberikan aku kepuasan sedahsyat dan kenikmatan seperti ini. Tidak berapa lama kemudian, aku merasakan nikmat yang luar biasa disekujur tubuhku. Badanku mengelepar-gelepar dibawah genjcetan tubuh Rega. Seketika itu seperti tidak sadar, kuciumi lebih berani bibir Rega dan kupeluk erat- erat. ” Regaa.. aakkuu.. haampiir.. oorrgaassmmee..! ” desahku ketika hampir mencapai puncak kenikamatan. Tahu aku hampir orgasme, Rega semakin kencang menghunjam-hunjamkan batang kejantanannya keselangkanganku.

Saat itu tubuhku semakin meronta- ronta dibawah dekapan Rega yang kuat. Akibatnya, tidak lama kemudian aku benar-benar mencapai klimaks. ” Kaalauu.. uudahh.. orrgassme.. ngoommoong.. saayaang.. biaarr.. aakuu.. ikuut.. puuaas.! ” Desah Rega. ” ooh.. aauuhh.. aakkuu.. klimaks.. Regaaa..! ” Jawabku. Seketika dengan refleks tangan kananku menjambak rambut Rega, sedangkan tangan kiriku memeluknya erat-erat. Pantatku kunaikkan keatas agar batang kemaluan si Rega dapat menancap sedalam- dalamnya. Setelah kenikmatan puncak itu, tubuhku melemas denagn sendirinya.

Rega juga menghentikan genjotannya. ” Aku belum keluar sayang.. Tahan sebentar ya.. Aku terusin dulu..! ” Ujarnya lembut sambil mengecup pipiku. Gila aku bisa orgasme walaupun posisiku dibawah. Padahal jika dengan suamiku, untuk orgasme aku harus berposisi diatas dulu. Tentu saja ini semua karna Rega yang ajuh lebih perkasa diabandingkan suamiku. Walau pun usia mereka trerpaut jauh dan Rega jauh lebih muda.

Selain itu batang kejantanannya memang sangat luar biasa besar dan nikmat luar biasa buat vagina perempuan. Meskipun kurasakan sedikit ngilu, kubiarkan Rega memompa terus lubang vaginaku. Karena lelah, aku pasif saja saat Rega terus menggumuliku. Tanpa perlawanan, kini badanku yang kecil dan ramping benar-benar tenggelam ditindih tubuh atletis Rega. Clep.. clep.. clep.. clep. Kulirik kebawah untuk melihat vaginaku yang dihajar batang kejantanan Rega. Gila, vaginaku dimasuki penis sebesar itu.

Dan yang lebih gila lagi, batang zakar besar seperti itu nikmatnya tiada terkira. Rega semakin lama semakin kencang memompanya penisnya. Sementara mulutnya tidak henti-hentinya menciumi pipi, bibir dan buah dadaku. Mendapat rangsangan tanpa henti seperti itu tiba-tiba nafsuku bangkit kembali. Kurasakan kenikmatan mulai merambat lagi dari selangkanganku yang dengan kencang dipompa si Rega.

Maka aku balik membalas ciuman Rega, semantara pantatku kembali berputar-putar mengimbangi penis Rega yang masih perkasa menusuk-nusuk lubang vaginaku. ” Iibuu ingiin.. lagii..? ” Tanya Rega. ” Eehh..” Hanya itu jawabku. Kini kami kembali mengelapar-gelepar bersama. Tiba-tiba Rega bergulung, sehingga posisinya kini berbalik, aku diatas, Rega dibawah. ” Ayoohh gaantii..! Iibu seekaarang di ataass..” Kata Rega.

Dengan posisi tubuh diatas Rega, pantatku kuputar-putar, maju- mundur, kiri-kanan, untuk mengocok batang penis Rega yang masih mengacung dilubang vaginaku. Dengan masih malu-malu aku juga ganti menjilati leher dan puting Rega. Rega yang telentang dibawahku hanya dapat merem-melek karna kenikmatan yang kuberikan. ” Tuuh.. biisaa kaan..! Kaatanya taa.. dii.. nggak.. bisa.. , ” Kata si Rega sambil membalas menciumku dan meremas-remas buah dadaku. Hanya selang lima menit saat aku diatas tubuh Rega, lagi-lagi kenimatan tak terkira menderaku. Aku semakin kuat menghunjam- hunjamkan vaginaku kebatang penis Rega.

Tubuhku yang ramping makin erat mendekap Rega. Aku juga semakin liart membalas ciuman Rega. ” Reggaaa.. aakuu.. haampiir.. orgasme.. laaggii.. ssaayaang..! ” Kataku terengah-engah. Tahu kalau aku akan orgasme untuk yang kedua kalinya, Rega langsung bergulung membalikku, sehingga aku kembali dibawah. Dengan napas yang terengah-engah, Rega yang telah berada diatas tubuhku semakin cepat memompa selangkanganku. Tak ayal lagi, rasa nikmat tiada tara terasa disekujur tubuhku.

Lalu rasa nikmat itu seperti mengalir dan berkumpul ke selangkanganku. Rega kupeluk sekuat tenaga, sementara napasku semakin tak menentu. ” Kalau mau 0rgasmee ngomong sayang, biaar lepaass..! ” Desah Rega. Karna tidak kuat lagi menahan nikmat, aku pun mengerang keras. ” Teruss.. , teruss.. , akuu.. orgasmee Regaa..! ” Desahku, sementara tubuhku masih terus menggelepar- gelepar dalam tindihan tubuh Rega. Belum reda kenikmatan klimaks yang kurasakan, tiba-tiba Rega mendengus-dengus semakin cepat. Tangan kekarnya mendekapku erat- erat seperti ingin meremukkan tulang-tulangku.

Ia benar-benar membuatku tak bisa bergerak, dan napasnya terus memburu. Genjotannya di vaginaku semakin cepat dan keras. Kemudian tubuhnya bergetar hebat. ” Buu.. , akuu.. , maauu.. , keluuarr sayang..! ” Erangnya tidak tertahankan lagi. Melihat Rega yang hampir keluar, pantatku kuputar-putar semakin cepat. Aku juga semakin erat memeluknya. Crot.. crot.. crot..! Sperma Rega terasa sangat deras muncrat dilubang vaginaku. Rega memajukan pantatnya sekuat tenaga, sehingga batang kejantanannya benar-benar menancap sedalam-dalamnya di lubang kemaluanku.

Aku merasa lubang vaginaku terasa sangat hangat oleh cairan sperma yang mengucur dari kemaluan si Rega. Gila, sperma Rega luar biasa banyaknya, sehingga seluruh lubang vaginaku terasa basah kuyup. Bahkan karna sangking banyaknya, sperma Rega belepotan hingga ke bibir vagina dan pahaku. Berangsur-angsur gelora kenikmatan itu mulai menurun.

Untuk beberapa saat Rega masih menindihku, keringat kami pun masih bercucuran. setelah itu ia berguling kesampingku. Aku termenung menatap langit-langit kamar. Begitu pun dengan Rega. Ada sesal yang mengendap dihatiku. Kenapa aku harus menodai kesetiaan terhadap perkimpoianku, itulah pertanyaan yang bertalu-talu mengetuk perasaanku. ” Maafkan aku Bu Tika.

Aku telah khilaf dan memaksa Ibu melakukan perbuatan ini ” Ujar Rega denagn lirih. Aku tidak menjawab, kami berdua kembali termenung dalam alm pikiran masing-masing. Bermenit-menit kemudian tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut kami berdua. ” Heei suadah siang lho.. ayo pulang..! ” Teriak kawan Rega disertai ketoak pada pintu. Denagn masih tetap diam, aku dan Rega segera beranjak, berbenah lalu berjalan keluar kamar.

Tanpa kata- kata pula Rega mengecup bibirku saat pintu kamar akan dibuka. ” Hayo Rega, kamu apain Bu Sintia sampai pintunya ditutup segala ” Kelakar kawan Rega. ” Ah nggak apa-apa kok, kami cuma ketiduran tadi ” Jawabku degan perasaan malu. Sementara Rega cuma tersenyum. Seminggu sejak kejadian itu rasa sesal masih menderaku.

Tetapi menginjak minggu kedua muncul rasa rindu pada Rega. Dadaku sering berdebar-debar kalau mengingat kenikmatan luar biasa yang telah diberikan Rega. Aku selalu terbayang keperkasaan Rega diatas ranjang, yang itu semua tidak dimiliki oleh suamiku yang dimakan usia. Sementara aku yang rajin merawat tubuh malah makin ingin merasakan kenikmatan yang lebih.

Maka sejak itu aku sering jalan-jalan dengan Rega. Bahkan hampir rutin sebulan 2 sampai 4 kali aku melepas hasrat pada Rega yang selalu melayaniku. Dan ditiap kencan selalu saja ada hal-hal baru yang membuatku semakin terikat oleh keperkasaannya.

One thought on “Mahasiswa Pemuas Hasrat Batinku

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *