Ngeue Anak Majikanku Yang Cantik
Cerita Dewasa – Aku bekerja sebagai seorang sopir guna pengusaha WNI kaya di Surabaya. Namaku Gege, umurku 24 tahun, dan berasal dari Pati. Aku telah bekerja sekitar 3 tahun pada juraganku ini. Dan aku sedang menyimpan uang untuk melanjutkan kuliahku yang darurat berhenti sebab kurang biaya.

Wajahku sih kata orang ganteng, diperbanyak dengan tubuh atletis dan kekar berkat pelajaran beban yang paling aku gemari. Banyak rekan SMA-ku yang dulu bilang, sekiranya aku anak orang kaya, tentu sudah jadi play boy ruang belajar berat. Memang ada sejumlah teman cewekku yang dulu naksir padaku, namun tidak aku tanggapi. Mereka bukan tipeku. Entah mengapa, aku sangat suka dengan perempuan keturunan. Paling tidak tahan aku bila melihat kulit mereka yang putih mulus, hendak rasanya menikmati kelembutannya.
Baca Juga : Aku Menggoyang Binik Temenku Di Rumahnya
Mungkin memang telah normal bila seseorang tertarik dengan ras yang lain. Juraganku punya seorang anak tunggal, gadis berumur 17 tahun, ruang belajar 3 SMA kesayangan di Surabaya. Namanya Fely. Tiap hari aku mengantarnya ke sekolah. Aku kadang nyaris tidak tahan menyaksikan tubuh Fely yang seksi sekali.
Tingginya kira-kira 172 cm, dan payudaranya besar dan sepertinya kencang sekali. Ukurannya kira-kira 36C. Ditambah dengan penampilannya dengan rok mini dan baju seragamnya yang tipis, membuatku hendak sekali menyetubuhinya.
Setiap kali mengantarnya ke sekolah, ia duduk di bangku depan di sampingku. Dan kadang-kadang aku melirik menyaksikan pahanya yang putih mulus dengan bulu-bulu halus. Atau pada belahan payudaranya yang tampak dari balik seragam tipisnya itu.
Tapi aku tidak jarang kali ingat, bahwa dia ialah anak juraganku. Bila aku macam-macam dapat dipecatnya aku nanti, dan angan-anganku guna melanjutkan kuliah dapat berantakan. Siang tersebut seperti biasa aku jemput dia di sekolahnya. Mobil BMW biru metalik aku parkir di sekitar kantin, dan laksana biasa aku menantikan Non-ku di gerbang sekolahnya.
Tak lama dia muncul bareng teman-temannya.
“Siang, Non.., ayo saya bawakan tasnya”.
“Eh, Pak, udah lama nunggu?”, katanya seraya mengulurkan tasnya padaku.
“Barusan kok Non..”, jawabku.
“Fel, ini toh supirmu yang Fely bicarain itu. Lumayan ganteng pun sih, ha, ha..”, di antara temannya berkomentar. Aku jadi rikuh dibuatnya.
“Hus..”, sahut Non-ku seraya tersenyum. “Jadi malu dia nanti..”.
Segera aku bukakan pintu mobil untuk Non-ku, dan temannya ternyata pun ikut dan duduk di kursi belakang.
“Kenalin nih Pak, temanku”, Non-ku berbicara sambil tersenyum. Aku segera mengulurkan tangan dan berkenalan.
“Gege”, kataku sambil menikmati tangan temannya yang lembut.
Jeni, balasnya sambil memperhatikan tubuhku.
“Pak, antar Fely dulu ke lokasi tinggal Jeni di Darmo Permai”, instruksi Non Fely seraya menyilangkan kakinya sampai-sampai rok mininya terbuka ke atas menunjukkan pahanya yang putih mulus.
“Baik Non”, jawabku. Tak terasa penisku telah mengeras menonton pemandangan itu. Ingin rasanya aku menjilati paha itu, dan lantas mengulum payudaranya yang padat berisi, lantas menyetubuhinya hingga dia meronta-ronta, ahh.
Tak lama Fely pun sampai di lokasi tinggal Jeni yang sepi. Rupanya orang tuanya sedang ke luar kota, dan merekapun segera masuk ke dalam. Tak lama Non Fely ke luar dan menyuruhku ikut masuk.
“Saya di luar saja Non”.
“Masuk saja Pak, sambilan minum dulu, baru Fely pulang”.
Akupun mengekor perintah Non-ku dan masuk ke dalam rumah. Ternyata mereka berdua sedang menyaksikan VCD di ruang keluarga.
“Duduk di sini aja Pak”, kata Jeni menunjuk lokasi duduk di sofa di sebelahnya.
“Ayo tidak boleh ragu-ragu..”, perintah Non Fely menyaksikan aku agak ragu.
“Mulai disetel aja Jen”, Non Fely lantas mengambil lokasi duduk di sebelahku.
Tak lama kemudian, film juga dimulai, Woww, ternyata film porno. Di layar terlihat seorang lelaki negro sedang menyetubuhi dua wanita bule secara bergantian. Napas Non Fely di sampingku tersiar memberat, lantas tangannya meremas tanganku. Akupun telah tidak tahan lagi dengan segala macam cobaan ini. Aku meremas tangannya dan lantas membelai pahanya. Tak berapa lama lantas kamipun berciuman. Aku tarik rambutnya, dan lantas dengan gemas aku cium bibirnya yang mungil itu.
“eehmmmmm”, Suara itu yang keluar dari mulutnya, dan tanganku pun mulai meremas-remas payudaranya.
Kubuka kancing seragamnya satu persatu sampai-sampai tampak bongkahan daging kenyal yang putih mulus punya Non-ku itu. Aku singkap BH-nya ke bawah sampai-sampai tampaklah putingnya yang merah muda dan kelihatan telah menegang.
“Ayo, hisap Pak.., ahh”. Tak butuh dikomando lagi, langsung aku jilat putingnya, seraya tanganku meremas-remas payudaranya yang sebelah kiri. Aku tidak menyimak apa yang dilaksanakan temannya di sebelah, sebab aku sedang berkonsentrasi guna memuaskan nafsu birahi Non Fely.
Setelah puas merasakan payudaranya, akupun beralih posisi sampai-sampai aku jongkok tepat di depan selangkangannya. Langsung ku angkat roknya, dan aku jilat CD-nya yang berwarna pink. Tampak bulu vaginanya yang masih jarang menerawang di balik CD-nya itu.
Ayo pak, jilat memek ku, pinta Fely mendesah sambil mendorong kepalaku. Langsung aku lepaskan celana dalamnya, dan kujilati kemaluannya.
Ohh, enak banget pak, desahan demi desahan terdengar dari mulut Non-ku yang sedang aku kerjai. Benar-benar beruntung aku dapat menjilati kemaluan seorang gadis kecil anak konglomerat. Tanganku tidak berhenti meremas payudaranya yang besar dan kenyal itu.
“Aduh, cepetan dong, yang keras, aku inginkan keluar.., ehhmm ohh..”. Tangan Non Fely meremas rambutku seraya badannya menegang. Bersamaan dengan tersebut keluarlah cairan dari lubang vaginanya yang langsung aku jilat habis. Akupun berdiri dan membuka ritsluiting celanaku. Tapi sebelum sempat aku buka celanaku, Non Fely sudah ambil alih.
“Biar saya yang buka Pak”, katanya.
Tangannya yang mungil melepas kancing celana jeansku, dan membantuku membukanya. Kemudian tangannya meremas-remas penisku dari luar CD-ku. Dijilatinya CD-ku seraya tangannya meremas-remas pantatku. Akupun telah tak tahan lagi. Langsung aku buka CD-ku sampai-sampai penisku yang berukuran 20 cm dan telah tegak, bergelantung ke luar.
Waaaw besar banget pak, Desah Non Fely, seraya tangannya mengelus-elus penisku.
Tak lama lantas dijilatinya buah pelirku terus menyusuri batang kemaluanku. Dijilat nya juga kepala kontolku sebelum dihisap oleh mulutnya. Aku remas rambutnya yang berbando itu, dan aku gerakkan pantatku maju mundur, sampai-sampai aku laksana menyetubuhi mulut anak juraganku ini. Rasanya sangat enak karena penisku yang berukuran sangat besar dan berwarna hitam legam sedang dikulum oleh mulut seorang gadis manis. Pipinya yang putih terlihat menggelembung terpapar batang kemaluanku.
Besar sekali punyamu Pak, saya suka ehmm.., katanya sambil lantas kembali mengulum kemaluanku.
Setelah tidak cukup lebih 10 menit Non Fely merasakan penisku, dia suruh aku duduk di sofa. Kemudian dia menghampiriku seraya membuka semua pakaiannya sampai-sampai dia terlihat telanjang bulat. Dinaikinya pahaku, dan diarahkannya penisku ke liang vaginanya.
“Ayo.., setubuhi saya..”, katanya memberi instruksi, aku tahu dia hendak merasakan nikmatnya penisku yang besar itu. Dimasukan nya kontolku ke dalam liang vaginanya.
Kemaluannya masih sempit sekali sampai-sampai masih agak sulit untuk penisku guna menembusnya. Tapi tak lama masuk pun separuh dari penisku ke dalam lubang kemaluan anak juraganku ini.
“Ahh, yeah, kini masukin deh penis bapak yang besar tersebut di memekku”, katanya seraya naik turun di atas pahaku. Tangannya meremas dadanya sendiri, dan lantas disodorkannya putingnya untukku.
“Yah, begitu dong Pak”, Tak butuh aku tunggu lebih lama lagi langsung aku lahap payudaranya yang montok itu. Sementara tersebut Non Fely masih terus naik turun seraya kadang-kadang memutar-mutar pantatnya, merasakan penis besar sopirnya ini.
“Sekarang setubuhi saya dalam posisi nungging..”, instruksinya. Diapun turun dan menungging menghadap ke sofa.
Ayuuk Pak.., entot aku dari belakang, Non Fely menyatakan maksudnya padaku. Akupun segera mengelus-elus pantatnya yang padat.
Kemudian kuarahkan penisku ke lubang vaginanya, namun agak susah masuknya. Tiba-tiba tak kusangka terdapat tangan lembut yang membelai penisku dan menolong memasukkannya ke liang vagina Non Fely. Aku lihat ke samping, ternyata Jeni, yang membantuku menyetubuhi temannya. Dia tersenyum seraya mengelus-elus pantat dan pahaku.
Aku langsung menyetubuhi Non Fely dari belakang. Kugerakkan pantatku maju mundur, seraya memegang pinggul Nonku.
“Ahh, Pak, Pak, Terus.., nikmat sekali”, Non Fely merintih nikmat. Tubuhnya terlihat berayun-ayun, dan segera kuremas dari belakang. Kupilin-pilin puting susunya, dan erangan Non Fely kian hebat.
Jeni kini telah berdiri di sampingku dan tangannya sibuk mencari tubuhku. Ditariknya rambutku dan diciumnya bibirku dengan sarat nafsu. Lidahnya menerobos masuk ke dalam mulutku. Sambil berciuman dibukanya kancing baju seragamnya sampai-sampai tampak buah dadanya yang tidak terlampau besar, tetapi terlihat padat.
Aauuughhh terus pak sodok yang cepat, Non Fely mengerang kian hebat. Tak berapa lama terasa cairan hangat mengairi penisku.
“Non, saya juga nyaris keluar..”, kataku.
“Tahan sebentar Pak.., keluarin dimulutku”, kata Non Fely.
Non Fely dan Jeni berlutut di depanku. Dan Jeni yang semenjak tadi terlihat tak tahan menyaksikan kami bersetubuh di depannya. Langsung mengulum penisku di mulutnya. Sementara tersebut Non Fely menjilat-jilat buah pelirku. Mereka berdua bergantian mengulum dan menjilat penisku dengan sarat nafsu. Akupun sibuk mengelus rambut kedua remaja ini, yang sedang memuaskan nafsu birahi mereka.
Ayuuk pak sodok yang kencang, Fely memberiku instruksi seraya menelentangkan tubuhnya di atas karpet ruang keluarga.
Yuk pak kontolmu masukan kesini ya, kata Non Fely lagi. Akupun segera membubuhkan berlutut di atas dada Non-ku dan mengapit penisku salah satu dua bukit kembarnya. Segera aku maju mundurkan pantatku, seraya tanganku mengapitkan buah dadanya.
“Oh, nikmat sekali..”.
Sementara Jeni sibuk mengelap tubuhku yang basah sebab keringat. Tak berapa lama kemudian, akupun tak tahan lagi. Kuarahkan penisku ke dalam mulut Non Fely, dan dikulumnya seraya meremas-remas buah pelirku.
Aaagghh non aku mau keluar jeritku dan air manikupun menyembur ke dalam mulut mungil Non Fely. Akupun istirahat menggelepar kecapaian di atas karpet, sedangkan Non Fely dan Jeni sibuk menjilati bersih batang kemaluanku.
Setelah tersebut kamipun sibuk berpakaian, sebab jam sudah mengindikasikan pukul 15.00. Orang tua Fely tergolong orang tua yang strict pada anaknya, sampai-sampai bila dia kembali telat tentu kena marah. Di mobil dalam perjalanan pulang, Fely memberiku duit Rp 100.000,-.
“Ambil Pak, untuk uang rokok, Tapi janji tidak boleh bilang siapa-siapa mengenai yang tadi ya”, katanya seraya tersenyum. Akupun mengangguk senang.
“Besok Fely ulangi lagi ya Pak, soalnya Jeni mau kebagian juga”.
Demikian kejadian ini terus berlanjut. Hampir setiap kembali sekolah, Non Fely bakal pura-pura belajar bareng temannya. Tetapi yang terjadi ialah dia menyuruhku guna memuaskan nafsu birahinya dan pun teman-temannya, Jeni, Widya, Selly,dll.
Tapi akupun senang sebab di samping mendapat pendapatan tambahan dari Non Fely. Akupun dapat merasakan tubuh remaja mereka yang putih mulus.
One thought on “Ngeue Anak Majikanku Yang Cantik”