
Ngewe Aku Pertama Bersama Tetehku
Gairah Dewasa – Kerjadian ini terjadi waktu saya berumur 16 ketika itu, waktu saya liburan di rumah teman Om saya di kota Bandung, sebut saja nama teman Om saya Gian. Om Gian mempunyai istri namanya Teteh Diana. Umur Om Gian kira-kita 38 tahun sedangkan Teteh Diana berumur 30 dan mereka mempunyai anak berumur 6 tahun bernama Boby.
Om Gian adalah teman baik dan rekan bisnis Om saya. Teteh Diana Seorang wanita yang cantik dan mempunyai tubuh yang indah terutama bagian payudara yang indah dan besar. Keindahan payudaranya tersebut dikarenakan Teteh Diana rajin meminum jamu dan memijat payudaranya. Selama menginap di sana perhatian saya selalu pada payudaranya Teteh Diana. Tak terasa sudah hampir seminggu saya menginap di sana, suatu siang (saat Om Gian pergi ke kantor dan Boby pergi rumah neneknya) Teteh Diana memanggilku dari dalam kamarnya. Ketika saya masuk ke kamar Teteh Diana, tampak Teteh cuma mengenakan kaos kutung tanpa menggunakan bra sehingga dadanya yang indah telihat nampak membungsung.
Baca Cerita Lainnya : Aku Menyetubuhi Kakak Pacarku
“Niel, Mau tolongin Teteh ”, Katanya.
“Apa yang bisa saya bantu Teteh ”.
“Teteh minta tolong sesuatu tapi kamu, tapi kamu harus rahasiain jangan bilang siapa-siapa”.
“Apaan Teteh kok sampe musti rahasia-rahasian”.
“Teteh Minta tolong dipijitin”, katanya.
“Kok pijit saja musti pakai rahasia-rahasian segala”.
“Teteh minta kamu memijit ini Teteh ”, katanya sambil menunjukkan buah dadanya yang montok. Saat itu saya langsung Grogi setengah mati sampai tidak bisa berkata apa-apa.
“Niel, kok diem mau nggak?”, tanya Teteh Diana lagi. Saat itu terasa penisku tegang sekali.
“Mau nggak?”, katanya sekali lagi.
Lalu kukatakan padanya aku bersedia, bayangin saya seperti ketiban emas dari langit, memegang buah dada secara gratis disuruh pula siapa yang nggak mau? Lalu saya bertanya mengapa harus dipijat buah dadanya, dia menjawab supaya payudaranya indah terus.
Selanjutnya Teteh mengambil botol yang berisi krem dan dia segera duduk di tepi ranjang. Tanpa banyak bicara dia langsung membuka pakaiannya dan membuka BH-nya, segera payudaranya yang indah tersebut segera terlihat, kalau saya tebak payudaranya ukuran 36B, Puting susu kecil tapi menonjol seperti buah kelereng kecil yang berwarna coklat kemerah-merah.
“Niel, kamu cuci tangan kamu dulu gih”, katanya.
Segera saya buru-buru cuci tangan di kamar mandi yang terletak di kamar tidurnya. Ketika saya balik, Teteh sudah berbaring telentang dengan telanjang dada. Wuih, indah sekali. Ia memintaku agar melumuri buah dadanya secara perlahan kecuali bagian puting susunya dengan krim yang diambilnya tadi. Grogi juga, segera kuambil krem dan kulumuri dulu di tanganku kemudian secara perlahan kulumuri payudaranya. Gila rasanya kenyal dan lembut sekali. Perlahan kutelusuri buah dadanya yang kiri dan yang kanan dari pangkal sampai mendekati puting. Sementara tanganku mengelus dadanya, kulihat nafas Teteh tampaknya mulai tidak beraturan.
Sesekali mulutnya mengeluarkan bunyi, “Ahh.., ahh”. Setelah melumuri seluruh payudaranya, Teteh memegang kedua tanganku, rupanya ia ingin mengajariku cara memijat payudara, gerakannya ialah kedua tanganku menyentuh kedua buah payudaranya dan melakukan gerakan memutar dari pangkal buah dadanya sampai mendekati puting susunya, Teteh meminta saya agar tidak menyentuh puting susunya. Segera kulalukan gerakan memutari buah kedua buah payudaranya, baru beberapa gerakan Teteh memintaku agar gerakan tersebut dibarengi dengan remasan pada buah dadanya. Teteh semakin terangsang nampaknya terus ia memintaku, “aahh, Niel tolong remas lebih keras”. Tanpa ragu kuremas buah dada yang indah tersebut dengan keras. Sambil meremas aku bertanya mengapa puting susunya tidak boleh disentuh? Tiba-tiba ia menjambak rambutku dan membawa kepalaku ke buah dadanya.
“Niel, Teteh minta kamu hisap puting susu Teteh ”, katanya sambil napasnya tersengal-sengal. Tanpa banyak tanya lagi langsung ku hisap puting susu kanannya.
“Niel, hisap yang kuat sayang.., aah”, desah Teteh Diana.
Kuhisap puting susu itu, terus ia berteriak, “Lebih kuat lagi hisapanya”.
Setelah sekitar 10 menit kuhisap puting di buah dada kanannya gantian buah dada kiri kuhisap. Sambil kuhisap buah dadanya Teteh membuka celananya sehingga dia dalam keadaan telanjang bulat. Kemudian dia membuka celanaku dan meremas penisku. Teteh kemudian memintaku telungkup menindih tubuhnya, sambil menghisap-hisap payudaranya Teteh memegang penisku dan dimasukkan ke dalam lubang vaginanya. Setelah melalui perjuangan akhirnya penisku memasuki vagina Tetehku. Semua ini dilakukan sambil mengisap dan meremas-remas buah dadanya. Pinggulku segera kugenjot dan terasa nikmat luar biasa sedangkan tante berteriak karena orgasme sudah dekat.
Tak lama kemudian Teteh nampak sudah orgasme, terasa di liangnya tegang sekali. Kemudian giliranku menyemburkan air maniku ke liangnya dan kami pun terdiam menikmati momen tersebut, setelah itu Teteh mencium bibirku dengan lembut.
“Tadi nikmat sekali”, katanya terus dia memintaku besok kembali memijat payudaranya, dan aku mengiyakan. Kemudian aku bertanya kepada Teteh kenapa dia begitu senang buah dadanya di sentuh dan dihisap, jawabnya ia tidak bisa melakukan hubungan seks kalau buah dadanya tidak dirangsang terus-menerus. Saat kutanya mengapa dia memilihku untuk melakukan hubungan Seks, dia menjawab dengan enteng, “Saat kamu mandi, Teteh ngintip kamu dan Teteh lihat penis kamu besar..”